Adalah Fahmi (20 tahun), seorang marbot autis di daerah Wates, Bandung, Jawa Barat yang kisah hidupnya berhasil bikin hati warganet terenyuh.
Bagaimana tidak, Fahmi sama sekali tidak memiliki penghasilan tetap. Biaya hidupnya hanya bergantung pada pemberian jamaah dan warga sekitar masjid.
Meski demikian, Fahmi tetap bersemangat melakoni pekerjaannya sebagai marbot masjid.
Pilunya, Fahmi sudah putus sekolah sejak kelas 2 SD, sehingga dia tidak bisa membaca dan menulis.
Baca juga: Kisah Inspiratif Marbot Masjid Sabillah, Bikin Live Streaming Pengajian untuk Masyarakat
Bukan hanya karena kesulitan berkomunikasi, Fahmi berhenti sekolah juga lantaran kondisi ekonomi keluarganya yang begitu sulit.
Twitter do your magic please
— VIDI ???????? (@vitwntyone) April 3, 2023
Sedih denger cerita Fahmi :( marbot autisme yg aku temui di daerah Wates Bandung. Dia bener² ga dapet upah dari hasil ngejaga & bersih² masjid. Hidupnya skrg cuma bisa bergantung dari pemberian jamaah dan warga sekitar ???? pic.twitter.com/vEQHHzXP3M
Mengabadikan Diri sebagai Marbot untuk Melanjutkan Hidup
Kini Fahmi akan mengabdikan diri sebagai marbot masjid untuk melanjurkan hidupnya. Walaupun tidak bisa membaca dan menulis, Fahmi bisa membaca Al-Qur'an dengan kondisinya yang autis tersebut.
Bukan cuma diajari membaca Al-Qur'an, ustaz juga mengajarinya bagaimana mengumandangkan adzan 5 waktu di masjid.
Baca juga: Kisah Ummu Mahjan, Marbot Perempuan di Masjid Nabawi yang Dihormati Nabi Muhammad
Karena kondisi ekonomi keluarganya, Fahmi sehari-harinya tidur di masjid karena kontrakannya terlalu sempit. Ayahnya hanya seorang pengrajin sabuk handmade yang saat ini sedang kehabisan modal usaha.
Bahkan, keluarganya terancam kehilangan tempat tinggal karena kontrakannya sudah nunggak selama 12 bulan.
Donasi untuk Bantu Fahmi
Untuk membantu Fahmi dan keluarga bertahan hidup, warganet ramai-ramai memberikan sumbangan terbaiknya lewat situs donasi online.
Sampai saat ini, donasi yang sudah terkumpul yaitu sekitar Rp48 juta dari target Rp70 juta.