Studi: Terlalu Mengejar Kebahagiaan Beresiko Kena Depresi

- Rabu, 8 Januari 2020 | 15:35 WIB
Ilustrasi/Unsplash/@heftiba
Ilustrasi/Unsplash/@heftiba

Berdasarkan penelitian dari University of Reading, Inggris, ditemukan fakta baru seputar kebahagiaan. Peneliti mengatakan bahwa terlalu fokus mengejar kebahagiaan justru berisiko alami serangan depresi yang lebih tinggi.

Selain itu peneliti juga menemukan, bahwa orang yang terlalu memikirkan kebahagiaan menjadi kurang mampu mengendalikan perasaan. Menjunjung tinggi nilai-nilai kebahagiaan juga membuat orang jadi terlalu waspada tentang kondisi hidupnya. Walau demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa kebahagiaan adalah unsur penting untuk menciptakan kesejahteraan yang menjadi tujuan hidup manusia.

Penelitian tentang kebahgiaan juga dilakukan di Amerika Serikat. Hasilnya menunjukkan bahwa mengejar kebahagiaan berkaitan erat dengan gejala depresi secara signifikan. Perilaku menilai kebahagiaan justru bisa mencegah seseorang untuk mencapai tujuan hidupnya.

-
Ilustrasi/Unsplash/@thoughtcatalog

Penelitian pun dilakukan berkelanjutan kepada mahasiswa Inggris. Hasil yang diperoleh pun sama. Menghargai atau menilai kebahagiaan lagi-lagi berkaitan erat dengan gejala depresi. Peserta asal Inggris bahkan diklaim lebih berisiko dibandingkan peserta non-Inggris atau berkewarganegaraan ganda.

Peneliti mengatakan bahwa budaya barat mungkin menghargai emosi positif untuk mencapai kebahagiaan. Taetapi ketika hal itu tidak sesuai harapan justru memicu terjadinya depresi. Ditambah dengan budaya barat yang cenderung individualis sehingga berkurangnya hubungan sosial.

Editor: Administrator

Terkini

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X