Mengenal Pola Asuh 'Helicopter Parenting' dan Dampaknya pada Anak

- Kamis, 7 November 2019 | 17:08 WIB
photo/Ilustrasi/vapingdaily.com
photo/Ilustrasi/vapingdaily.com

Sudah pernahkah kamu mendengar atau tau tentang istilah helicopter parenting? Kalau belum, kali ini Indozone akan membahas seputar  pola asuh helicopter parenting, ciri-cirinya, dan dampaknya pada anak.

Pola asuh helicopter parenting adalah sebuah metode pengasuhan di mana orang tua terlalu banyak mengatur atau memperhatikan berbagai aspek kehidupan anak secara berlebihan. Kata helicopter diartikan sebagai orang tua yang selalu 'terbang di atas kepala anak' dan mengawasi setiap tindakan anak.

Istilah helicopter parenting ini mulai populer di awal tahun 2000. Ketika itu, banyak perguruan tinggi di Amerika mendapat keluhan dari orang tua mahasiswa karena nilai anak-anaknya rendah.

Memang, orang tua yang menerapkan pola pengasuhan ini tidak akan membiarkan anaknya merasa sedih, kecewa, marah, atau mengalami kegagalan. Orang tua pun bertindak seperti asisten pribadi anak. Segala sesuatunya telah disiapkan dan dipilihkan orang tua, mulai dari hal kecil seperti makanan dan pakaian, sampai urusan pendidikan dan lainnya.

-
photo/Ilustrasi/Mommyasia

Seorang pakar psikologi Amy Morin mengatakan anak-anak yang diasuh dengan pola helicopter parenting akan menghadapi berbagai masalah ketika dewasa. Semakin beranjak dewasa, si anak akan menjadi pribadi yang tidak mandiri dan selalu bergantung pada orang tua.

Menurut Ann Dunnewold Ph. D. dalam buku Even June Cleaver Would Forget the Juice Box, calls it Overparenting menyebutkan bahwa helicopter parenting merupakan pola asuh orang tua yang mengarah kepada overcontrolling, overprotecting, dan overperfecting. Bahkan, sejumlah studi mengatakan pola asuh ini memberi dampak negatif pada pengelolaan emosi dan perilaku anak.

Ciri-ciri Helicopter Parenting

-
photo/Ilustrasi/gulfnews.com

Sebagai orang tua pasti ingin memberikan pola pengasuhan yang terbaik bagi anak. Namun, tidak semua pola pengasuhan itu baik untuk diterapkan. Salah satu yang tidak disarankan adalah pola asuh helicopter parenting. Berikut ini ciri-cirinya:

  1. Orang tua selalu mengintai apa pun yang dikerjakan anak, serta selalu ikut campur dan memutuskan segala urusan anak.
  2. Orang tua mengikuti kemana pun anak pergi, menuntun anak dengan kemauannya sendiri tanpa pernah melihat potensi dalam diri si anak, termasuk minat dan bakatnya.
  3. Khawatir berlebihan, sampai tidak tega meninggalkan urusan anak meskipun hanya sebentar. Dari hal terkecil sampai hal besar harus orang tua yang mengurusnya.
  4. Orang tua selalu mendikte anak menjadi seperti kemauannya dan tidak percaya dengan pilihan anak, termasuk ketika si anak memasuki dunia kerja. Yang lebih parahnya, orang tua diam-diam terlibat dalam urusan pekerjaan itu, seperti membuatkan CV anak dan mengirimkannya ke perusahaan tertentu secara tersembunyi.

Dampak Helicopter Parenting pada Anak

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, penerapan pola asuh helicopter parenting ini akan berdampak buruk pada tumbuh-kembang anak, terlebih dari sisi psikologis anak. Berikut ini beberapa dampak helicopter parenting pada anak:

-
photo/Ilustrasi/parentmap.com

1. Sulit Mengatur Emosi dan Mudah Depresi

Anak-anak yang tumbuh dari pola asuh helicopter parenting akan sulit mengatur emosi. Studi yang dilakukan University of Mary Washington menemukan fakta bahwa anak-anak yang diasuh dengan metode helicopter parenting cenderung mengalami depresi dan merasa tidak puas dengan kehidupannya.

2. Kesehatan Anak Bermasalah

Penelitian dari Florida State University mengungkapkan anak-anak yang diasuh dengan metode helicopter parenting biasanya memiliki masalah kesehatan ketika beranjak dewasa. Ini dikarenakan orang tua terlalu mengatur semua jadwal anak, mulai dari tidur, makan, olahraga, dan lainnya.

3. Lebih Manja dan Kurang Percaya Diri

Pola asuh helicopter parenting' membuat anak jadi lebih manja, karena segala sesuatunya sudah dipersiapkan oleh orang tua. Sehingga, si anak tidak pernah berusaha untuk menyelesaikan urusannya sendiri, termasuk hal-hal sederhana di rumah. Anak-anak dengan pola asuh ini pun cenderung sulit bersosialisasi dengan orang baru.

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X