Abusive relationship atau hubungan yang disertai kekerasan secara fisik dan mental dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental kamu dan pasangan. Jika tidak dihentikan, besar kemungkinan salah satu diantara kalian akan mengalami trauma baik ringan maupun berat.
Trauma akibat abusive relationship bisa menggangu produktivitas kerja, terutama jika yang dialami adalah PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) atau gangguan stres pascatrauma. PTSD adalah gangguan kesehatan mental yang terjadi karena menyaksikan atau mengalami kejadian traumatis yang mengejutkan, menakutkan, atau berbahaya. Penderita PTSD akan mengalami gajala yang berlangsung lama.
Melansir Yourtango, ada sebuah contoh kasus seorang wanita yang mengalami PTSD karena abusive relationship dengan mantannya. Menghindar bukan berarti masalah selesai. Sang mantan selalu menguntit ke mana pun dia pergi. Hal itu membuat psikisnya terganggu dan mengalami berbagai gangguan emosi.
PTSD yang ia alami membuat tidurnya sering bermimpi buruk. Saat tertidur, ia akan terganggu oleh pikirannya yang membawanya kembali ke ingatan masa lalu dan membuatnya sulit tidur di malam hari.
Penguntitan yang ia alami selama berbulan-bulan membuatnya harus menderita Agoraphobia atau gangguan kecemasan yang membuat penderitanya takut dan menghindari tempat atau situasi yang dapat menyebabkan panik, merasa terjebak, tidak berdaya, atau malu.
Agoraphobia menyebabkan khawatir berlebihan jika berada di luar ruangan. Namun, ketakutan tersebut membuat dirinya memutuskan untuk tidak terjebak dengan situasi dan memberanikan diri untuk menghadapinya. Ia membekali dirinya dengan semprotan merica, pluit, dan senter setiap keluar ruangan.
Jika kamu sudah terjebak dalam abusive relationship, salah satu upaya menyelamatkan diri adalah dengan meninggalkan pasangan. Namun jika kamu yang ternyata menderita PTSD, cobalah cobalah untuk tetap sabar, baik, dan lembut terhadap diri sendiri. Jangan takut dan hadapilah PTSD tersebut.
