Sungguh menyedihkan, seorang siswi yang duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP) memilih mengakhiri hidupnya. Siswi berinisial N itu dilaporkan menjadi korban perundungan atau bullying.
Mungkin masalah bullying ini memang banyak terjadi di sekitar kamu. Awalnya hanya berniat bercanda, tapi lama kelamaan ternyata justru menjadi aksi perundungan.
Sebuah studi baru menemukan bahwa anak yang sering mengalami bullying akan mendapatkan gangguan psikologis. Hal itu terjadi akibat trauma mental yang dibawanya hingga dewasa.
Seperti Indozone lansir dari livescience, Rabu (28/1/2020), dari penelitian juga ditemukan, anak juga berisiko tinggi mengalami depresi.
Penulis studi Dr Andre Sourander, seorang profesor psikiatri anak di University of Turku di Finlandia, menemukan hubungan antara bullying dengan masalah kesehatan mental. Bahkan, korban bullying juga dikhawatirkan memiliki kecenderungan bunuh diri yang kuat.
Penelitian dilakukan terhadap sekitar 5.000 anak di Finlandia, rata-rata berusia delapan tahun. Pertanyaan serupa tentang bullying juga ditanyakan kepada orang tua dan juga guru.
Menyedihkan
Kemudian, hasil penelitian tersebut juga diperiksa kembali dan dicocokkan dengan data dari rumah sakit kesehatan mental di Finlandia, dengan pasien berusia 16 sampai 29 tahun.
Pasien di rumah sakit mental tersebut memiliki masalah psikologis dan memerlukan pengobatan. Menurut data, mereka memiliki gangguan kecemasan, skizofrenia dan penyalahgunaan zat.
"Saat mengalami bullying akan meninggalkan pengalaman traumatis. Ketika anak sering menjadi sasaran bullying, akan mempengaruhi hubungan sosial, emosional dan perkembangan psikologis," tulis Dr Andre Sourander.
