Sartono yang menginjak usia 59 tahun, tampak duduk di lantai, di depannya ada sebuah patung setengah jadi, tangan kanannya sibuk meraba-raba patung tersebut sambil memegang helaian kertas yang sudah dilumuri lem.
Sartono adalah seorang pembuat patung tunanetra asal Kampung Sekalekan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Sartono mengaku enggak mudah menjadi pematung apalagi tanpa melihat. Sehingga ia harus mengandalkan perasaan dan rabaan jari tangan.
Kepada Tim Z Creators, Sunaryo Haryo Bayu, Sartono menceritakan bagaimana ia kehilangan indra pengelihatannya.
“Kata orang tua saya, saat saya berumur tiga tahun pernah jatuh dari ketinggian 1,5 meter. Saat itu saya sedang bermain dengan kakak saya, selain gigi hancur semua, saya kehilangan penglihatan.” Ujar Sartono sambil merangkai kawat dan kertas bekas yang tersisa.
Sartono menambahkan, dirinya mulai berkarya sejak 12 tahun lalu usai belajar dari tetangganya yang juga pematung. Namun karena enggak bisa melihat proses pembuatannya, Sartono pun hanya mendalkan insting dan rabaan pada tangannya.
Meski enggak bisa melihat, patung-patung karya Sartono cukup proposional, memang ada sedikit distorsi pada bentuk. Namun patung-patung karya Sartono sudah mendekati bentuk aslinya.
Menurut Sartono, butuh waktu sekitar 20 hari sampai sebulan untuk merampungkan sebuah patung berukuran besar.
Dengan harga jual Rp300 ribu sampai Rp4 juta, patung karya Sartono banyak dibeli sebagai penghias ruang dan taman. Bahkan beberapa karya Sartono bisa kamu temui di beberapa sudut keramaian di Klaten.
Pembeli karya Sartono ternyata bukan cuma warga lokal, namun juga dari berbagai kota seperti Yogyakarta, Solo, Semarang dan Surabaya.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
