Indonesia, sebagai negara kepulauan kaya dengan seni dan budaya. Indonesia pun dianugerahi dengan ragam kain adati yang begitu cantik dan bersejarah.
Potensi Indonesia akan wastra Nusantara memang enggak diragukan lagi. Batik, songket, dan tenun adalah beberapa di antaranya. Yang menarik, salah satu kain yang begitu indah adalah tenun khas Riau.
Di tangan Wawa Ediny, warga Pekanbaru, tenun Riau ia rangkai menjadi aneka produk siap pakai. Seperti atasan, dress, tanjak atau penutup kepala khas riau, tas, syal dan gantungan kunci.
Engak disangka, produknya dilirik sama Duta Besar Indonesia untuk Prancis. Dubes tersebut memesan sampai 50 pcs tenun untuk dikirim ke Paris, Prancis.
Memberdayakan ibu-ibu sekitar permukiman
Wawa Ediny sendiri adalah pengelola gerai Ekonomi Kreatif (E-kraf) Kampung Bandar, Pekanbaru, Riau.
Naik turun penjualan produk umkm ini sempat ia alami terutama di saat pandemi Covid-19. dua tahun lalu.
"Awalnya saya ikut tergabung di Rumah Tenun Kampung Bandar sebagai pengelola, dan semenjak pandemi Covid-19 melanda, peminat tenun pun berkurang, atau bisa dikatakan tidak ada, sehingga penjualan pun nihil. Maka dari itu muncullah ide untuk mengkreasikan tenun ini menjadi sesuatu yang lebih menarik dan bisa disukai banyak orang," ungkap Wawa Ediny, Sabtu (20/8/2022).
Untuk pembuatan kain tenunnya sendiri Wawa mengaku memberdayakan ibu-ibu yang ada di Kampung Bandar, serta teman-temannya yang berada di daerah kabupaten/kota Riau.
"Untuk pembuatannya kita berdayakan emak-emak yang ada di Kampung Bandar. Tidak itu saja, kita juga bekerjasama dengan teman-teman yang ada di kabupaten/kota di Riau yang bisa menjahit, biasanya kalau ada orderan banyak kita bagi-bagi, dan untuk penjualan kita jual melalui online dan offline, dan nanti hasilnya dibagi," ungkapnya.
Saat ditanya soal omzet, Wawa mengaku bisa mengantongi Rp30 juta sampai Rp50 juta per bulan. Karena karya Wawa bukan cuma dipakai warga lokal, tapi juga mancanegara.
"Selain itu, kerajinan kita juga banyak menarik perhatian para wisatawan mancanegara. Bahkan dulu sebelum pandemi wisatawan dari Jepang, Amerika, Belanda dan Malaysia sering berkunjung ke tempat kita," jelasnya.
Harga produk di E-Kraf Kampung Bandardimulai dari Rp10 ribu sampai yang termahal Rp3 juta.
Kalau kamu tertarik membeli bisa langsung DM ke akun Instagramnya yakni @ekrafkpbandar.
Artikel menarik lainnya: