Salah satu kegiatan (ibadah) yang dilakukan di bulan Ramadan ialah salat tarawih, yang digelar setelah melaksanakan salat wajib Isya. Lantas, bagaimana sebenarnya hukum salat tarawih?
Ustaz Khalid Basalamah mengatakan jika tarawih memiliki arti santai. Salat ini hanya digunakan saat Ramadan tiba. Karena, hanya di bulan Ramadan, umat Muslim boleh melaksanakan salat setelah Isya.
"Tarawih artinya santai, dan ini hanya digunakan untuk salat malam di bulan Ramadan. Kenapa? Karena di Ramadan orang habis ba'da Isya udah boleh salat," kata Ustaz Khalid Basalamah, seperti dikutip dalam kanal YouTube Lentera Islam, Kamis (23/3/2023).
Hukum Salat Tarawih
Bahkan kata Ustaz Khalid, sebagian besar ulama menyebut jika salat tarawih di awal waktu setelah salat Isya, khusus di bulan Ramadan lebih afdal ketimbang salat malam. Ini selaras dengan Nabi Muhammad SAW yang melaksanakan tarawih di awal waktu setelah Isya.
Baca juga: Adem! Salat Tarawih di Rutan KPK, Imam dan Bilalnya Sesama Tahanan
"Bahkan sebagian besar ulama mengatakan, salat Tarawih itu di awal habis ba'da Isya khusus Ramadan lebih afdal dari salat malamnya," ungkapnya.
"Karena Nabi Muhammad SAW mengerjakan di awal waktu kan. Yang Nabi SAW pernah mengerjakan sehari saja, yang beliau habis salat ba'diyah Isya, kemudian langsung berdiri. Kemudian ada sahabat-sahabat yang diajak, mereka salat berjamaah dengan Nabi SAW," sambungnya.
Berita Nabi Muhammad SAW melaksanakan salat setelah Isya pun langsung menyebar kepada para sahabat dan jemaah. Namun, tepat di 1 Ramadan, ketika sahabat dan jemaah berkumpul di masjid untuk ikut salat berjamaah, Nabi Muhammad memilih untuk tidak keluar rumah hingga Subuh tiba.
"Besok pas masuk 1 Ramadan, tersebar berita semalam Rasulullah salat malam. Maka besoknya masjid penuh. Nabi SAW mengetahui hal tersebut tidak keluar dari rumahnya sampai azan Subuh. Pas Azan Subuh nabi keluar, beliau mengimami salat habis itu ceramah," imbuhnya.
Saat ceramah itu lah, Nabi Muhammad menyampaikan jika salat tarawih yang dikerjakan setelah Isya hukumnya bisa menjadi wajib, jika malam itu menjadi imam.
"Beliau mengatakan 'aku tau kalian semalam menungguku, tapi aku tidak keluar. Karena kalau aku keluar mengimami kalian, bisa jadi wajib salat itu (Tarawih). Maka kerjakanlah, tapi jangan ada saya disitu. Kalau saya ada bisa menjadi wajiba, karena dilakukan setiap hari," ungkapnya.
"Kerjakan Tarawih ini dengan syarat iman dan ihtisab. Kata Nabi Muhammad SAW dalam Hadits Bukhori Muslim 'siapa yang mendirikan malam Ramadan (tarawih ) dengan keimanan, yakin ini perintah Allah bukan karena diajak teman, bukan karena mesjid dekat rumah. Jadi betul-betul karena keimanan, yakin Allah dan Rasul-Nya perintahkan. Jadi artinya, kalau antum cuman sendiri tetap kerjain. Serta ihtisab, mengharapkan pahalanya. Maka, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu," tambahnya lagi.
11 atau 23 Rakaat?
Terkait dengan jumlah rakaat, Ustaz Khalid mengatakan tidak ada masalah berapa jumlah rakaat salat tarawih yang baik. Bahkan, seorang umat Muslim bisa saja tidak mengerjakan salat tersebut karena hukumnya sunnah.
"Boleh 11 boleh 23, tidak ada masalah. Bahkan tidak salat pun tidak masalah, karena Tarawih sunnah. Cuman dia kehilangan fadhilah," terang Ustaz Khalid Basalamah.
