Masjid Baiturrahman di Desa Macanbang kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung lebih dikenal dengan sebutan Masjid Macanbang atau Masjid Sunan Kuning.
Bukan tanpa sebab, masjid ini dikenal sebagai masjid sunan kuning, karena pada bagian barat masjid ini terdapat sejumlah makam yang diyakini sebagai makam kerabat dan sanak saudara dari sunan kuning yang memiliki nama asli Zainal Abidin.
Masjid Macanbang memiliki nilai historis penyebaran Islam di Tulungagung. Bahkan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memilih untuk menyempatkan diri salat tarawih di masjid ini pada safari ramadhan-nya kemarin di Tulungagung.
Menurut cerita tutur yang berkembang hingga saat ini, Masjid Macanbang sudah ada di antara abad ke 14 hingga abad ke 16 saat penyebaran Islam di Jawa Timur.
Baca Juga: Mengintip Kemegahan Masjid Raya Al-Azhom Kota Tangerang dan Fasilitas di Dalamnya
Masjid ini ditemukan oleh tokoh masyarakat bernama Mbah Sangidin beberapa tahun setelah dibangun dan kemudian dikembangkan hingga saat ini.
Selain dikenal dengan Masjid Sunan Kuning, ada juga masyarakat yang menyebutnya dengan masjid tiban. Muncul anggapan asal kata tiban yang menggambarkan keberadaan masjid itu yang ditemukan secara tiba-tiba.
Menurut warga sekitar, awalnya Mbah Sangidin menemukan kompleks makam di sebelah barat masjid tersebut, kemudian di dekatnya terdapat bangunan yang memiliki atap berbentuk limas yang terbuat dari dedaunan dan bukan atap permanen.
Saat itu lokasi sekitar masih berupa hutan belantara, yang tidak ada penduduknya.
Baca Juga: Keunikan Masjid Salman Alfarisi di Karangwidoro, Pintu Utamanya Tak Umum dalam Arsitektur
Usai membersihkan makam, Mbah Sangidin berinisiatif untuk solat di bangunan dengan atap Limas itu, namun saat akan pulang ke rumahnya, Mbah Sangidin merasa dihadang oleh Harimau (macan) dari empat penjuru mata angin dan menghalangi untuk pulang.
Kemudian dirinya hanya bisa berserah diri dan memohon ampun kepada Allah SWT, ternyata dalam kepasrahannya itu, dirinya mendapatkan petunjuk untuk membersihkan dan memakmurkan tempat itu yang kemudian dijadikan langgar dan masjid untuk solat hingga saat ini.
Berdasarkan sejarah yang diyakini sampai saat ini, kompleks makam yang ada di sebelah barat masjid merupakan makam Sunan Kuning yang merupakan menantu dari Sunan Ampel di Surabaya.
Keberadaan Sunan Kuning di lokasi ini diyakini erat kaitannya dengan penyebaran agama Islam, sama seperti yang dilakukan oleh mertuanya, Sunan Ampel di Surabaya.