Nono, bocah jenius asal Nusa Tenggara Timur semakin viral berkat prestasinya yang mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Nono menjadi juara pertama lomba matematika dunia mengalahkan 7.000 peserta dari berbagai negara, termasuk Qatar dan Amerika Serikat.
Prestasi Nono ternyata menginspirasi banyak kalangan, di antaranya sekolah-sekolah di Nusa Tenggara Timur. Salah satu buktinya adalah penandatanganan kerja sama antara Abacus Brain Gym Indonesia, tempat Nono belajar matematika sempoa, dengan Sekolah Kristen Generasi Unggul (TK, SD, SMP dan SMA), di NTT.
Nantinya sekolah ini akan menerapkan konsep pembelajaran abacus dalam kurikulum sekolahnya, semuanya karena terinspirasi dari prestasi yang ditorehkan bocah Nono, bocah 7 tahun (Nono) asal Kabupaten Kupang.
Agenda kesepakatan kerja sama sendiri sudah dilakukan Kamis (2/2/2023) lalu. Founder Abacus Brain Gym Indonesia, Aguslina Angkasa mengatakan kalau kerja sama ini bertujuan melahirkan anak berprestasi seperti Nono.
“Tujuan dari kerja sama ini, diharapkan kami bisa melahirkan Nono-Nono yang lebih banyak lagi dari Nusa Tenggara Timur dan dari Wilayah Indonesia Timur.” Kata Aguslina Angkasa, founder Abacus Brain Gym Indonesia.
Kepada Z Creator Wulandari Rihi Paty, Aguslina mengaku bahwa dirinya sudah dihubungi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT untuk membantu menerapkan sistem pendidikan berbasis Abacus Brain Gym kepada sekolah-sekolah di NTT, dan Sekolah Generasi Unggul merupakan sekolah pertama menjalin kerja sama (MoU) di Indonesia.
Tentu saja hal ini disambut baik oleh Johny Kilapong, founder dari Yayasan Pendidikan Generasi Unggul Kupang. Menurutnya, kerja sama ini juga membuka peluang bagi masyarakat luas khususnya Wilayah Indonesia Timur yang ingin belajar sempoa agar bisa mengikuti kursus secara online dan offline melalui Lembaga Kursus Supermath Plus ia dirikan.
“Kita harus melahirkan siswa berprestasi lainnya yang seperti Nono dapat mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Sehingga kerja sama ini bukan hanya untuk siswa yang ada di Sekolah Kristen Generasi Unggul tetapi juga terbuka untuk seluruh masyarakat di wilayah Indonesia Timur dapat belajar Abacus Brain Gym dengan biaya yang terjangkau namun inverstasinya jangka panjang.” Terang Johny Kilapong.
Abacus Brain Gym enggak hanya fokus belajar matematika dan berhitung tetapi bagaimana mengoptimalkan dan menyeimbangkan sistem kerja otak kiri dan kanan sehingga membantu siswa untuk konsentrasi, fokus dan meningkatkan IQ, EQ, AD (Adversity Qoutient) atau daya juang dan masih banyak manfaat lainya.
Dengan belajar sempoa di Abacus Brain Gym, siswa menjadi mudah untuk mempelajari pelajaran apapun. Bisa berhitung cepat hanyalah salah satu bonus dari belajar sempoa. Usia peserta kursus abacus atau sempoa mulai 4 tahun hingga 99 tahun.
Artikel Menarik Lainnya: