Semakin ke sini, teknologi semakin berkembang. Perkembangan teknologi terutama sangat berpengaruh pada mainan anak-anak.
Kini, mainan anak-anak tak jauh-jauh dari teknologi: gadget, komputer, playstasion, dan sebagainya yang berbau teknologi.
Di tengah keadaan seperti itu, Lampit, 57 tahun, mencoba melestasikan mainan tradisional. Ia tetap setia menjual mainan tradisional yang terbuat dari bahan kayu dan bambu.
Apa yang dilakukan Lampit adalah demi menafkahi keluarganya. Demi cinta kasihnya kepada istri dan anak, ia mengayuh sepeda onthelnya dari Lamongan ke Surabaya.
"Beliau rela mengayuh sepeda ontelnya demi mencari rejeki," tulis unggahan akun Instagram @rizkey_pradana, Jumat (7/1/2022).
Saban hari, Lampit berkeliling Surabaya, menjajakan mainan tradisional kepada anak-anak.
Namun, Pandemi COVID-19 membuat mainannya jarang laku, karena sekolah harus dilakukan dari rumah secara daring.
Selain berkeliling Surabaya, kadang-kadang ia juga ke Sidoarjo, mencoba mengais rezeki di tengah sempitnya kesempatan barang dagangannya laku, karena anak-anak zaman kiwari kebanyakan lebih menyukai mainan modern.
Lampit pulang ke Lamongan sepekan sekali. Dalam hatinya, sambil mengayuh sepeda tuanya, ia selalu berdoa, ada sejumput rezeki yang bisa ia bawa pulang untuk keluarganya.