Saat melamar kerja pada suatu perusahaan, terkadang kita tidak menyadari atau malah mengabaikan hal-hal sepele, seperti berkas lamaran kerja, hingga sikap saat melakukan proses wawancara kerja.
Padahal, hal tersebut bisa sangat berpengaruh untuk menentukan apakah kamu layak diterima oleh perusahaan tersebut. Agar kamu bisa meningkatkan kesempatan diterima oleh perusahaan yang kamu inginkan, kamu harus menghindari hal-hal berikut ini, seperti dilansir dari berbagai sumber.
1. Berkas lamaran tidak memenuhi kriteria
-
Kamu harus memperhatikan berkas lamaran yang akan kamu kirimkan dengan teliti. HRD akan menerima ratusan bahkan ribuan berkas lamaran dalam satu waktu sehingga kamu harus bisa menarik minat HRD agar ia mau melihat berkas lamaran milikmu.
Jangan sampai berkas lamaran milikmu langsung disingkirkan begitu saja tanpa dibaca terlebih dahulu. Biasanya hal itu dapat terjadi ketika pencari kerja tidak menuliskan nama perusahaan dengan benar di amplopnya. Bukan hanya itu, isi berkas lamaran yang berantakan juga sering dianggap tidak memenuhi kriteria. Apalagi jika kamu mencantumkan daftar berkas apa saja yang kamu serahkan, namun berkas milikmu ternyata tidak lengkap.
2. Tidak sesuai dengan persyaratan
-
Banyak orang yang menyadari kalau dirinya tidak memenuhi persyaratan, namun masih saja memaksakan diri untuk melamar pekerjaan tersebut. Biasanya hal ini terkait dengan jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan. Contohnya saja, jika perusahaan membutuhkan karyawan wanita, namun pencari kerja berjenis kelamin pria tetap mendaftar, jangan heran jika akhirnya berkas lamaran tersebut akan diabaikan oleh pihak HRD.
3. Mengabaikan etika dan tata krama
-
Kamu harus selalu menjaga etika dan tata krama baik saat interaksi secara langsung ataupun tak langsung. Sebab di era serba digital seperti saat ini, banyak sekali para pelamar yang sudah sampai di tahap akhir namun tidak jadi diterima di perusahaan tersebut karena kata-kata di media sosial mereka. Karena HRD di beberapa perusahaan biasanya mencoba mengenali kepribadian calon karyawan melalui aktivitas media sosialnya.
Nah, bagaimana? Kamu tentu tak ingin gagal bekerja di perusahaan impian hanya karena mengabaikan hal-hal sepele tersebut, kan?
