Manipulasi psikologis dapat didefinisikan memanfaatkan kekuatan yang tidak semestinya seperti sosial, relasi, kekeluargaan, seksual, keuangan, jabatan profesional, dll.
Manipulasi psikologis berbeda dengan pengaruh sosial yang sehat, di mana umumnya ada pertukaran yang adil antara individu. Dalam hubungan manipulatif psikologis, satu orang mengeksploitasi orang lain untuk tujuan mementingkan diri sendiri dan tidak bermoral.
Manipulasi sering kali digunakan sebagai mekanisme bertahan hidup untuk mengatasi lingkungan yang menantang atau kompetitif, terutama di mana orang tidak memiliki kekuatan dan kontrol.
Berbeda dengan manipulasi psikologis, manipulasi patologis merupakan hasil dari pengkondisian keluarga, sosial, atau profesional.
Berikut tiga alasan mengapa seseorang menjadi manipulatif, dilansir dari Psychology Today:
1. Sejarah keluarga
Apakah individu yang bermasalah dipengaruhi oleh anggota keluarga yang manipulatif? Dalam dinamika keluarga, adakah perjuangan untuk bertahan hidup secara ekonomi atau sosial?
Adakah persaingan untuk kekuasaan, kontrol, cinta dan kasih sayang, status dan hak istimewa lainnya?
Apakah ada perebutan kekuasaan baik antara anggota keluarga atau melawan orang luar?
Permasalahan dalam keluarga bisa membuat seseorang menjadi manipulatif, bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga menyasar orang lain.
2. Individu yang lemah
Individu yang lemah atau mengalami kerugian secara sosial seperti pembullyan dapat berubah menjadi pribadi yang manipulatif.
Jika dia merasa dirinya berbeda dari keadaan sosial masyarakat dan ingin menjadi bagian dari individu yang diterima, ia bisa bersikap manipulasi kepada sesamanya.
3. Norma sosial atau profesional
Dalam dunia profesional terdapat kelicikan tawar menawar, yang mengakibatkan mengeksploitasi kelemahan manusia dari pengaruh kekuasaan.
Sebagai contoh, beberapa profesi bekerja dengan cara meyakinkan orang lain. Beberapa masyarakat menormalkan perundingan kompetitif dalam interaksi bisnis dan sosial, sementara yang lain tidak.
Kelompok afiliasi tertentu memiliki tujuan meyakinkan orang lain untuk melihat sesuatu dari sudut pandang mereka sendiri.