Perajin batik di Kota Tarakan, Kalimantan Utara sekarang bisa bernapas lega, karena mereka bisa kembali produktif setelah sempat mengalami masa sulit di awal pandemi Covid-19.
Seenggaknya hal itulah yang dirasakan pemilik usaha Batik Pakis Asia, Adi Setyo Purwanto, saat ditemui Tim IDZ Creators di sanggarnya di Jl Kusuma Bangsa, Kec Tarakan Timur, Tarakan, Kaltara.
Pemilik usaha yang biasa disapa Anto Gondrong ini mengungkapkan, bahwa sejak masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) melonggar, pesanan batik datang bertubi-tubi.
Kalau awal pandemi Anto hanya menjual 50 lembar kain batik, sekarang batik karyanya terjual sampai 200 lembar per bulan.
“Dan didukung Peraturan Daerah agar setiap ASN dan non ASN wajib mengenakan batik khas daerah Kaltara di hari tertentu, jadi kini semakin banyak dipesan”, ungkap Anto Gondrong saat lagi mengawasi pegawainya membuat batik.
Batik Pakis Asia sendiri merupakan merek UMKM yang hasilkan batik motif khas Tarakan. Ada dua jenis batik yang tercipta dari sanggar ini, yakni batik cap dan batik canting tulis.
Semuanya dikerjakan oleh 6 orang perajin yang setia membuat batik motif seraung atau topi khas Dayak, motif pakis dan motif burung enggang.
Batik ini menonjolkan budaya adat Tidung, dengan tema kehidupan alam serta berciri warna kuat dan tegas.
Batik khas Kaltara di sini dijual seharga Rp300 ribu per lembarnya.