Gaya hidup yang buruk bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk menggunakan bahkan kecanduan narkoba.
Adapun gaya hidup yang dimaksud yaitu seperti gaya hidup yang kacau seperti karena pengangguran, kesulitan keuangan, melakukan kejahatan dan hubungan sosial yang berpusat di sekitar penggunaan narkoba.
Menurut psikolog dari Universitas Indonesia Kasandra A. Putranto, jejaring sosial yang dimiliki seseorang juga memainkan peran kunci dalam menentukan jenis gaya hidup yang dijalani.
Oleh karena itu, tingkat penggunaan obat-obatan terlarang di jejaring sosial juga dapat mempengaruhi tingkat penggunaan oleh seseorang individu. Selain itu, faktor keluarga juga dapat mempengaruhi.
Baca juga: Tak Cuma Duta Anti Narkoba, Gadis 17 Tahun Ini Sukses Bisnis Pastry Dessert Fancy!
"Faktor-faktor seperti tekanan teman sebaya, pelecehan fisik dan seksual, paparan dini terhadap obat-obatan, stres, dan bimbingan orang tua dapat sangat mempengaruhi kemungkinan seseorang menggunakan dan kecanduan narkoba," ujar Kasandra, dikutip dari Antara, Selasa (14/6/2022).
Selain itu, gejala depresi seperti suasana hati yang buruk juga dapat menyebabkan seseorang menyalahgunakan obat-obatan.
Mengonsumsi narkoba pada usia berapa pun dapat menyebabkan kecanduan. Semakin dini penggunaan narkoba dimulai, maka semakin besar kemungkinannya untuk berkembang menjadi kecanduan.
Hal tersebut terutama bermasalah bagi remaja. Karena area di otak mereka yang mengontrol pengambilan keputusan, penilaian dan pengendalian diri masih berkembang.
Remaja mungkin menjadi orang yang paling rentan terhadap perilaku berisiko, termasuk mencoba narkoba.
Perlu diketahui bahwa narkoba daalam jangka pendek, bisa menyebabkan pecandu akan mengalami perubahan nafsu makan, sulit tidur, peningkatan detak jantung, perubahan kemampuan kognitif, masalah hubungan, kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya menyenangkan, hingga ketidakpedulian terhadap rasa sakit emosional atau fisik.
Sedangkan jangka panjangnya, kecanduan narkoba akan membangun toleransi terhadap obat sehingga konsumsi obat cenderung menjadi lebih banyak.
Kemudian masalah pernapasan, kejang, paranoid, insomnia jangka panjang, berbagai penyakit yang menyerang organ tubuh, hingga overdosis dan kematian.
