Nama Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay atau Nono sedang viral di media sosial. Bocah 8 tahun ini menyedot perhatian publik sejak kisah dan prestasinya disebarluaskan oleh Z Creator Wulandari Rihi Paty melalui Indozone.
Nono, bocah sekolah dasar asal Provinsi Nusa Tenggara Timur atau NTT, berhasil merebut juara 1 Abacus Brain Gym (ABG) International Mathematics Competition, sebuah perlombaan matematika dan sempoa untuk seluruh siswa Abacus Brain Gym (ABG) dari berbagai negara. Ia berhasil menggeser 7000 peserta lain dari berbagai negara, termasuk Qatar dan Amerika Serikat.
7 fakta Nono, bocah jenius asal kabupaten termiskin di NTT
Di balik prestasi gemilang Nono, ada sejumlah fakta yang enggak disangka-sangka. Salah satunya ternyata Nono bukanlah anak berada.
1. Anak Petani
Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay atau Nono merupakan bungsu dari 3 bersaudara. Saat ini Nono duduk di bangku kelas 2 SD. Nono bukanlah anak berada, ayahnya seorang petani sementara sang bunda guru sekolah dasar (SD). Nono bisa menjadi juara karena ketekunannya. Ia mendapat bantuan fasiltas seperti laptop dan koneksi WiFi dari Lilik Hartjanto pihak dari Yayasan Pendidikan Astra-MDR, agar bisa mengikuti lomba matematika secara online.
2. Senang Makan Daun Kelor
Karena lahir dari keluarga yang biasa-biasa saja bahkan kurang berada, Nono sudah terbiasa untuk mengonsumsi makanan sederhana. Menurut Nur, sang bunda, sejak kecil Nono senang makan olahan daun kelor.
“Nono selalu mengonsumsi daun kelor, mulai dari sayuran hingga air rebusan dijadikan air minum.” Ungkap ibunda Nono.
Wah, jadi itu salah satu rahasia otak cemerlang Nono.
Baca Juga: Bangga! Bocah dari Kabupaten Termiskin di NTT Juara Dunia Matematika, Geser Amerika
3. Hobi Belajar
Prestasi yang diraih Nono memang enggak datang secara instan. Sejak kecil, Nono rupanya hobi belajar. Kalau ada waktu senggang, Nono akan mengisinya dengan baca buku atau belajar matematika. Hal ini diungkapkan oleh sang bunda.
“Nono dari kecil memang suka belajar, setiap ada waktu santai pasti dia gunakan untuk belajar. Pagi hari bangun jam 5 subuh setelah berdoa, membaca Alkitab pasti langsung belajar. Juga sepulang sekolah pasti belajar lagi. Begitu ada waktu luang pasti dia belajar," ungkap Nur kepada Z Creator Wulandari.
4. Sering Nangis Saat Lomba
Perjuangan Nono menjadi juara ternyata enggak berjalan mulus. Ada saja kendala yang sempat dialami Nono sampai dirinya sering menangis. Selama mengikuti lomba matematika dan sempoa online, jaringan internet di tempat tinggal Nono sering tersendat. Maklum saja, Nono tinggal di lokasi terpencil, sekitar 2-3 jam jaraknya dari Kabupaten Kupang, NTT.
“Nono sempat menangis beberapa kali kalau kendala jaringan. Hal ini saya sampaikan ke Pak Lilik Harjanto (PIC Yayasan Pendidikan Astra-MDR) untuk Kabupaten Kupang, akhirnya Puji Tuhan Nono diberikan fasilitas internet dir umah,” terang Ibunda Nono
5. Ingin Seperti Elon Musk
Jago berhitung cepat dan menggeser ribuan peserta lainnya dari berbagai negara, cita-cita Nono ternyata bukanlah menjadi ahli matematika. Tapi ingin menjadi seperti Elon Musk, kok bisa?
“Saya ingin menjadi seperti Elon Musk, supaya bisa membuat alat transportasi tercepat di Indonesia.” Kata Nono menjelaskan.