Marak Pelecehan Lambang Negara di Medsos, Ini Kata Psikolog

- Sabtu, 19 September 2020 | 17:37 WIB
Ilustrasi bendera Merah Putih. (ANTARA/Novrian Arbi)
Ilustrasi bendera Merah Putih. (ANTARA/Novrian Arbi)

Beberapa waktu belakangan ini viral beberapa kasus pelecehan lambang negara di media sosial. Mulai dari ibu-ibu di Sumedang yang menggunting kain merah putih yang dianggap bendera, hingga aksi wanita di Sumatera Utara mencuci bendera dengan sikat toilet dan menyiramnya dengan darah haid.

Melihat kasus ini, psikolog Rose Mini Agoes Salim mengatakan ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu hal 'nyeleneh' di media sosial. Salah satunya adalah hanya karena alasan ingin viral.

Namun menurut wanita yang akrab disapa Bunda Romi ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menilai kasus pelecehan lambang negara. Pertama, harus dipastikan taraf kecerdasan orang tersebut, sehingga dapat diketahui apakah dia melakukan dengan sengaja untuk mencari perhatian atau tidak.

"Kita musti ngecek, orang itu kecerdasannya di taraf berapa. Karena memang bendera merah putih seperti kain merah dan putih, tetapi jika dijadikan satu jadi lambang negara. Nah ini kalau orang yang paham, nilainya sesuatu yang luar biasa, penuh dengan darah waktu kita memperjuangkan ini. Itu kan karena orang itu menghayati," kata Bunda Romi saat dihubungi Indozone, Sabtu (19/9/2020).

Lebih lanjut, pada orang dengan taraf kecerdasan di bawah rata-rata, bisa jadi tidak bisa menghayati kain merah putih sebagai bendera, maka orang itu hanya melihatnya sebagai benda berwarna merah dan putih. Hal ini menjadi tidak ada maknanya bagi mereka.

"Kalau dia tidak punya penghayatan karena misalnya kecerdasannya di bawah rata-rata, kemungkinan ini karena ketidaktahuan. Tetapi ketika dia tahu maknanya dan sebagainya tapi dia melakukan itu, bisa juga karena dia punya ideologi sendiri atau apa yang membuat dia melakukan hal tersebut. Jadi kemungkinan masih banyak yang lain," jelasnya.

Namun tidak dimungkiri, jumlah followers dan like di media sosial di zaman sekarang menjadi sesuatu yang banyak dibanggakan oleh seseorang. Hal ini juga pernah terjadi pada Youtuber Ferdian Paleka yang membuat konten video prank sampah.

"Sekarang orang merasa nyaman dan luar biasa kalau dia viral. Makanya waktu itu ada viral prank sampah, itu kan kalau nalarnya jalan dia tidak akan melakukannya. Tapi karena dia butuh keviralan itu, perlu follower yang banyak, maka dia melakukan itu. Dan itu semua sesuatu yang tidak masuk di akal yang dia butuhkan supaya dia terkenal dan orang memfollow dia," pungkas Bunda Romi.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X