Ini 3 Kesalahan yang Sering Orang Tua Lakukan saat Mendidik Anak

- Rabu, 7 Oktober 2020 | 16:30 WIB
Ilustrasi orang tua dengan anak-anaknya. (healthline.com)
Ilustrasi orang tua dengan anak-anaknya. (healthline.com)

Sejak ia lahir hingga dewasa, anak adalah tanggung jawab penuh bagi orang tuanya. Orang tua punya kewajiban untuk merawat, menjaga, serta mendidik anak-anak mereka agar kelak ia memiliki karakter dan kepribadian yang berkualitas. Cara yang dilakukan oleh orang tua saat mendidik anak sangat beragam, sebab mereka punya parameter yang berbeda tentang keberhasilan mendidik anak. 

Secara umum, indikator keberhasilan dalam mendidik anak dapat dilihat ketika anak sudah beranjak dewasa. Jika ia tumbuh menjadi anak yang cerdas, kreatif, mandiri, komunikatif, serta punya sopan santun, maka kamu akan dianggap sukses dalam mendidik anak. Namun, jika ia tumbuh menjadi anak yang emosional dan kasar, mungkin ada yang salah dengan pola asuhmu.

Meski kamu memiliki kebebasan dalam mendidik anak, berikut ini adalah beberapa cara mendidik yang sering dianggap baik oleh para orang tua, tapi bisa berdampak negatif pada anak. Apa saja?

1. Lebih Memilih Menakut-nakuti Anak untuk Memberi Rasa Jera

-
Ilustrasi orang tua. (freepik/prostooleh)

Anak punya daya imajinasi tinggi sehingga ia akan sangat mudah untuk ditakut-takuti. Ia juga akan percaya dengan apapun yang dikatakan orang tuanya. Saat anak melakukan kesalahan ataupun enggan melakukan sesuatu, orang tua lebih memilih menakut-nakuti anaknya daripada menjelaskan secara logika.

Meski terlihat sederhana, pola asuh ini akan memberikan efek jangka panjang. Misalnya saja saat anak tidak mau makan, kamu menakut-nakuti anak dengan mengatakan "Kalau gak mau makan nanti disuntik sama dokter, lho!". Akibat mendengar pernyataan ini, anak akan menganggap dokter adalah sosok mengerikan. Sehingga, saat anak benar-benar sakit, ia ketakutan jika harus dibawa berobat ke dokter.

2. Memanjakan Anak Secara Berlebihan

-
Ilustrasi orang tua. (freepik/pch.vector)

Sebagai orang tua kamu pasti khawatir dengan apapun yang dilakukan oleh anak, tapi kamu tak bisa melarang semua aktivitas anak secara berlebihan. Jika kamu terus menerus menjadi tempat bergantung bagi anak, anak akan tumbuh menjadi sosok manja.

Daripada kamu berteriak histeris dan langsung merebut pisau dari tangan anakmu. Lebih baik kamu memberikan pengertian secara lemah lembut, katakan padanya kalau itu adalah benda yang tajam dan dapat melukainya. Kemudian, minta ia untuk mengembalikan benda itu padamu dengan hati-hati. Hal ini dapat melatih anak untuk berpikir, namun tidak mengusik rasa penasarannya.

3. Menyalahkan Benda atau Orang Lain

-
Ilustrasi orang tua. (freepik)

Mungkin kamu sering mendengar orang tua yang menyalahkan benda atau orang lain saat anaknya mengalami kejadian buruk, seperti terjatuh, terbentur, atau terpeleset. Contohnya adalah memukul tembok dan berkata "temboknya nakal, ya!" dihadapan anak untuk meredakan tangisannya.

Padahal hal ini dapat berakibat buruk pada kemampuan berpikir anak. Daripada menyalahkan benda atau orang lain, lebih baik kamu mengatakan hal jujur dan meminta anak untuk lebih berhati-hati. Sehingga, kedepannya anak akan lebih berhati-hati dan mengerti tentang konsep sebab-akibat.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X