5 Novel Indonesia Terbaik Sepanjang 2019

- Selasa, 31 Desember 2019 | 15:55 WIB
Ilustrasi novel fiksi (pixabay.com)
Ilustrasi novel fiksi (pixabay.com)

Meskipun fiksi, tak jarang sebuah novel memotret gambaran realita kehidupan manusia di sekitarnya. Karena sejatinya elemen dalam novel fiksi seperti plot dan karakter merupakan refleksi apa yang terjadi di sekitar kita sehari-hari.

Hal seperti inilah yang membuat beberapa novel fiksi berhasil mengubah cara pandang seorang kepada dunia dan tidak terjebak dalam satu pakem semata. 

Novelis asal Indonesia juga memiliki kecakapan dalam menggambarkan prosa dengan sangat lihai. Kemampuan mereka juga diapresiasi oleh para pemangku literasi di negeri ini.

Berikut adalah jajaran novel terbaik yang terbit di 2019 ini.

1. Orang-Orang Oetimu - Felix K. Nesi

-
Orang-Orang Oetimu - Felix K. Nesi (goodreads.com)

Setahun sebelumnya, novel karya Felix K. Nesi ini diumumkan sebagai juara 1 dari Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta. Setahun berselang, novel tersebut kemudian diterbitkan oleh Marjin Kiri dan berhasil menyita perhatian publik. 

Novel ini bercerita tentang Oetimu, suatu wilayah kecil di pelosok Nusa Tenggara Timur dengan latar waktu akhir 90-an. Kejadian-kejadian di wilayah Indonesia saat itu, mau tak mau berdampak kepada kehidupan sosial orang-orang di kampung yang terpencil itu. Mulai dari kolonialisme Timor Timur, kekerasan militer, demonstrasi menentang Soeharto, serta final Piala Dunia 1998. 

Novel mengasyikkan karena menggambarkan masyarakat Timor Barat dengan segala kepelikannya, di mana gereja, negara, tentara, sopi dan seks berperan besar dalam kehidupan sosial masyarakat Oetimu.

“Sebuah contoh fiksi etnografis yang digarap dengan baik," tulis Dewan Juri Sayembara Novel DKJ 2018 dalam pertanggungjawaban. 

2. Teh dan Pengkhianat - Iksaka Banu

-
Teh dan Pengkhianat - Iksaka Banu (goodreads.com)

Novel berlatar sejarah ini berhasil dionobatkan sebagai pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa 2019 yang diumumkan awal Oktober lalu. Novel ini berhasil memikat hati juri karena menampilkan pergulatan manusia di masa lalu dengan segala suka duka yang terkadang memiliki relasi dengan setiap generasi.

Novel ini memotret gambaran masyarakat jaman dulu di saat sepeda hanya dipakai kaum bumiputra Hindia Belanda, wabah cacar yang menyerang dan segala peristiwa yang terjadi di masa lalu.

"Kehebatan Iksaka Banu adalah keberhasilannya 'menghidupkan' Belanda yang sudah pergi dari Nusantara sejak kita merdeka. Sebaliknya, penulis Belanda zaman sekarang gagal menampilkan pelaku utama Indonesia dalam karya-karya mereka, padahal kita sudah hampir tiga seperempat abad merdeka," ucap Joss Wibisono penulis senior Indonesia.

3. Anak Gembala yang Tertidur Panjang di Akhir Zaman - A. Mustofa

-
Anak Gembala yang Tertidur Panjang di Akhir Zaman - A. Mustofa (goodreads.com)

A. Mustofa juga dikenal sebagai Adham T Fusama, salah satu penulis fiksi populer novel 'Surat Dari Kematian' yang akan tayang filmnya Januari mendatang. Namun, novelnya yang satu ini berbeda. Karena novel ini berhasil meraih juara 2 di Sayembara Novel Dewan Kesian Jakarta 2019.

Novel 'Anak Gembala yang Tertidur Panjang di Akhir Zaman' menuturkan kisah Rara Wilis dan Suko Djatmoko yang kronologi ceritanya maju mundur lebih dari tiga dekade. Berbagai pembahasan ada di dalamnya. Mulai dari seks dan teologi, iman dan skeptisme, pelacur dan Tuhan, hikayat babi dan epos Mahabharata. Lebih dari itu, novel ini diangkat dari kisah nyata. 

“Sebuah novel yang kompleks dan relevan dengan keadaan saat ini,” tulis Zuhairi Misrawi, Intelektual Muda Nahdlatul Ulama sebagai testimoni dari novel ini.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X