Kenali Perasaan Anak Lewat Ekspresi dan Emosi

- Rabu, 9 Juni 2021 | 09:21 WIB
Ilustrasi ekspresi anak. (Freepik)
Ilustrasi ekspresi anak. (Freepik)

Ekspresi dan emosi seorang anak ternyata bisa jadi cara bagi orangtua dalam mengenali perasaan si buah hati. Hal itu diungkapkan, dokter spesialis kedokteran jiwa konsultan psikiatri anak dan remaja dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Anggia Hapsari.

Anggia mengajak, para orangtua untuk memahami perasaan anak yang mampu diekspresikannnya melalui berbagai cara, sesuai tingkat perkembangan anak. Dia menjelaskan, pada semua usia, kuatnya emosi positif merupakan dasar untuk penyesuaian yang baik.

"Bayi yang mengalami lebih banyak emosi senang meletakkan dasar-dasar untuk penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang baik, juga untuk pola-pola perilaku yang akan menimbulkan kebahagiaan," kata Anggia, dikutip Antara Rabu (9/6/2021).

Dia menambahkan, setelah melewati masa bayi, yakni kira-kira usia 2-6 tahun, anak-anak pra-sekolah sudah dapat merasakan cinta dan mempunyai kemampuan untuk menjadi anak yang penuh kasih sayang, dapat merasakan anak lain yang sedang sedih, mulai merasa bersimpati dan ingin menolong.

"Anak pra-sekolah baru dapat mengekspresikan satu emosi pada satu waktu, dan belum dapat memadukan emosi atau perasaan dari hal-hal yang membingungkan," tuturnya.

Saat anak usia sekolah (6-12 tahun), kemampuan kognitif mereka, kata Anggia, mulai berkembang sehingga kemampuan untuk dapat mengekspresikan emosinya lebih bervariasi dan terkadang dapat mengekspresikan secara bersamaan dua bentuk emosi yang berbeda, bahkan bertolak belakang.

"Pada tahap ini, anak mulai mengetahui kapan harus mengontrol ekspresi emosi sebagaimana juga mereka menguasai keterampilan regulasi perilaku yang memungkinkan mereka menyembunyikan emosinya dengan cara yang sesuai dengan aturan sosial," urainya.

Baca Juga: 4 Zodiak Ini Sering Jatuh Cinta pada Orang yang Salah

-
Ilustrasi ekspresi anak. (Freepik)

Ketika anak berusia 12 tahun ke atas, mereka sudah mampu menganalisis dan mengevaluasi cara mereka merasakan atau memikirkan sesuatu. Begitu juga terhadap orang lain, anak yang hampir memasuki masa remaja ini, sudah dapat merasakan bentuk empati yang lebih dalam.

"Perbedaan dalam perkembangan emosi membutuhkan perhatian khusus agar anak memiliki kemampuan meregulasi emosi mereka dengan tepat," ujar Anggia. 

Anggia menjelaskan, memiliki anak dengan kecerdasan emosional memang memerlukan tahapan dan waktu yang tidak sebentar. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah dengan melatih anak meregulasi emosinya.

Ada beberapa langkah yang bisa orang tua lakukan untuk membantu anak memiliki regulasi emosi yakni: mengenali emosi/perasaan diri (name the feeling), mengenali emosi/perasaan orang lain, orang tua hadir dan mendengarkan perasaan anak.

Selanjutnya, menanggapi dengan tepat apa yang menjadi kebutuhan anak, tidak bereaksi negatif saat anak rewel atau marah, jadilah role model, senang bermain dengan anak dan tertarik dengan aktivitas anak serta mengajarkan anak teknik-teknik relaksasi (emotional toolbox).

Namun, terkadang anak-anak dapat mengalami emosi yang negatif, yang terkadang menjadi ledakan emosi. Diakui Anggia, hal ini wajar. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Ada dari Sumatra, Ini 3 Smart City di Indonesia

Minggu, 28 April 2024 | 11:35 WIB

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB
X