Suka Detektif Conan? Kenalan dengan Detektif TKP Sungguhan

- Sabtu, 8 Februari 2020 | 05:52 WIB
Aipda Agung Utomo S.H dari Polresta Pontianak, Kalbar (Instagram/@sang.detective)
Aipda Agung Utomo S.H dari Polresta Pontianak, Kalbar (Instagram/@sang.detective)

Bagi sebagian orang, kisah detektif mungkin hanya sekedar hiburan. Namun ada beberapa orang lainnya yang menganggap cerita detektif adalah inspirasi.

Seperti pria bernama Agung Utomo. Kesukaannya membaca manga dan anime 'Detektif Conan' semasa kecil membuat dirinya menjadi detektif sungguhan. Dalam hal ini menjadi polisi forensik yang suka berkeliaran di Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Pria berlatar belakang Sarjana Hukum ini bergabung dengan tim INAFIS (Indonesia Automatic Fingerprint Identification System). Ia telah mengabdi sebagai aparatur negara di bawah Polresta Pontianak, Kalimantan Barat. 

Kehadirannya di TKP kerap memakai topi deerstalker ala detektif dan berulangkali menyita perhatian. Saat dihubungi Indozone, polisi dengan pangkat Ajun Inspektur Dua (Aipda) ini menuturkan kesukaan membaca cerita detektif waktu masih kecil.

"Saya menyukai dan mengenal dunia detektif pertama kali ketika saya disuguhkan komik detektif oleh kakek yang hobi membeli buku Tintin dan sekaligus juga menonton film (anime) Detektif Conan," ungkap Aipda Agung Utomo kepada Indozone. 

Ia juga mengungkapkan kesukaannya kepada tokoh ciptaan Aoyama Gosho tersebut. Tidak hanya sebagai hiburan, ia juga mengambil banyak manfaat dari kisahnya, khususnya mengenai tindakan kriminal.

"Betapa kerennya sosok Detektif Conan kala itu saya tonton di mana usia saya saat itu masih duduk di bangku sekolah dasar kalau tidak salah. Dengan trik dan teknik pemecahan kasus yang unik walaupun dibuat sedemikian rapi oleh pelaku namun tetap saja berhasil diungkap," jelasnya. 

Setelah lulus sebagai sarjana ilmu hukum, beliau memutuskan untuk bergabung dengan kepolisian dan bergabung dengan Polres Ketapang sebelum akhirnya pindah ke Polresta Pontianak. Sempat menjadi reserse dan penyidik, pria yang akrab dipanggil dengan Pak Agung ini memilih pindah ke unit INAFIS atau Identifikasi TKP. 

Ia menyukai pekerjaannya sebagai polisi forensik dikarenakan bisa terjun langsung melakukan olah TKP. Ia juga mengagumi peralatan canggih yang dimiliki unit tersebut.

"Unit ini unik dan keren buat saya, baik peralatannya yang canggih dan mahal serta petugas polisi pertama yang memiliki kewenangan dan bisa memiliki akses masuk untuk melakukan olah TKP guna mencari petunjuk mulai dari masuk dan keluar pelaku, barang bukti atau jejak milik pelaku yang tertinggal di lokasi serta keterangan saksi, sehingga menjadi satu kesatuan dalam teori 'Segitiga Pembuktian,'" jelasnya dengan detail.

Puluhan kasus sudah pernah ia tangani. Dari kasus pembunuhan, bunuh diri, atau semua kasus kriminal yang membutuhkan identifikasi dan penyisiran sidik jari. Beberapa di antaranya sangat menantang untuk dipecahkan.

"Ada beberapa kasus pembunuhan di mana korbannya dibunuh kemudian dibakar oleh pelaku untuk menghilangkan jejak seolah-olah murni kecelakaan. Barang bukti rusak oleh air pemadam kebakaran dan banyak barang bukti seperti puntung rokok milik masyarakat di lokasi TKP yang tidak ada kaitannya dengan TKP," tuturnya kepada Indozone.

"Selanjutnya kasus pembunuhan berantai di mana korbannya disembunyikan atau dikubur dalam tanah kemudian ditutup dengan drum atau tempayan. Sehingga memeras otak saya berpikir dan masih banyak lagi kasus lain yang menarik," tambahnya.

Cerita keberhasilannya menangani kasus ia ungkapkan dalam buku yang ia tulis dengan judul 'Memburu Jejak TKP.' Itu adalah buku keduanya setelah sebelumnya membuat buku 'Rahasia Kehebatan Di Balik Sidik Jari.'

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

5 Contoh Hak Siswa di Sekolah yang Kamu Harus Tau!

Kamis, 11 April 2024 | 09:10 WIB
X