Sejak pandemi Covid-19, warga dunia mulai “akrab” dengan hand sanitizer. Selain mencuci tangan dengan sabun, menggunakan produk yang mengandung antiseptik ini dinilai efektif memutus mata rantai penularan Covid-19. Umumnya, kandungan alkohol pada hand sanitizer minimal 60 persen.
Ratusan tahun sebelum hand sanitizer populer, orang-orang Turki menggunakan kolonya alias cologne, untuk membersihkan tangan. Ramuan berbahan etanol ini, mayoritas mengandung 80% alkohol, yang mampu membunuh virus dan kuman. Cologne mulai populer di era Kekaisaran Ottoman, tepatnya di masa Sultan Abdulhamid II (1876-1909).
Abad ke-19, wewangian beraroma alami yang disebut Echt kölnisch wasser (eau de cologne di Prancis), menyebar di sepanjang rute perdagangan dari kota Cologne, Jerman, ke wilayah Kekaisaran Ottoman. Sultan Abdulhamid II menunjukkan minat besar pada eau de cologne. Beliau mendorong Ahmet Faruki, pendiri industri kosmetik di era Kekaisaran Ottoman, untuk mengembangkan jenis cologne baru, yang sesuai dengan budaya Turki.
Ahmet Faruki kemudian menggunakan mawar, lavender dan melati. Cologne versi Turki ini engga hanya terkenal di wilayah Kekaisaran Ottoman, tapi juga di Eropa, Iran, India, Jepang dan Republik Batavia. Bahkan, mengungguli popularitas cologne lemon versi aslinya.
Selama era Ottoman, cologne digunakan saat upacara dan ritual keagamaan. Pertengahan abad ke-20, cologne diproduksi dalam skala industri agar dapat dijangkau masyarakat umum. Sampai sekarang, cologne jadi bagian penting dalam keseharian masyarakat Turki.
Dalam budaya Turki, cologne menjadi simbol kesehatan sekaligus keramahan. Cologne ditemukan di setiap rumah. Wewangian aromatik tradisional ini dituangkan ke telapak tangan tamu, ketika mereka memasuki rumah.
Kalau traveling ke Turki, kalian akan menemukan cologne di mana-mana. Kamar hotel, restoran, toko-toko dan toilet umum. Kalau bepergian dengan bus antar kota, sopir akan menuangkan cologne ke telapak tangan penumpang, di akhir perjalanan. Cologne juga umum dijadikan buah tangan, saat menjenguk orang sakit.
Berbagai daerah di Turki membuat cologne dengan bahan-bahan lokal. Seperti lemon, lavender, mawar, pistachio, tembakau, bunga ara, rosemary dan magnolia. Cologne bisa dengan mudah ditemukan di seluruh penjuru Turki. Mulai dari apotek, toko kelontong, supermarket sampai butik mewah.
Selain berfungsi sebagai antiseptik, cologne juga bisa meredakan sakit kepala kalau digosokkan ke pelipis.
Artikel menarik lainnya:
-
FOTO: Detik-detik Pangeran Charles Tiba di Buckingham Palace Usai Ratu Elizabeth II Wafat
-
Siapapun Boleh Makan Gratis di Sini Tanpa Syarat, Menunya Selalu Berganti Setiap Hari
-
Cerita Fabiola, WNI yang Hamil dan Melahirkan di Belgia: Gila, Tunjangannya Banyak Banget!
-
Dapat BLT Rp500 Ribu, Kakek di Parepare Ini Sebut Tak Ada Pengaruhnya karena BBM Mahal