Aktivitas bermain menjadi wahana yang paling menyenangkan bagi anak. Makanya, ketika anak tengah bermain, orangtua tak perlu memarahi atau melarang anak bermain. Karena ketika anak bermain, perkembangan fisik, keterampilan motorik, kognitif, sosial dan emosionalnya tumbuh.
Kegiatan bermain juga bisa menciptakan suasana hati anak menjadi lebih baik. Melalui bermain, anak bisa menyerap banyak hal untuk meningkatkan perkembangannya.
Bermain permainan yang tepat mampu meningkatkan keterampilan bahasa dan berkomunikasi, perkembangan kognitif sosial dan emosional. Oleh sebab itu, setiap tahapan usia anak memiliki permainan yang berbeda.
Anak berusia 0-2 biasanya diperkenalkan dengan jenis permainan Sensory Play atau jenis permainan yang bisa menarik perhatiannya. Kemudian Solitary Play sebuah permainan yang dilakukan bersama-sama, misalnya main alat musik dan beres-beres mainan.
Sedangkan anak usia 1-3 tahun bisa diajak bermain Onlooker Play yakni melakukan observasi dengan cara berkelompok. Untuk anak usia di atas 3 tahun jenis permainannya terbagi dalam beberapa kategori diantaranya bermain dengan anak lain, bermain bersama dan mengajarkan berbagi serta permainan bersama kelompok yang menerapkan aturan.
"Orangtua atau pendamping harus bisa peka terhadap keinginan dan kemampuan si kecil. Supaya saat bermain bisa terasa menyenangkan. Buatlah permainan yang bervariasi untuk meredam kejenuhan anak," Mohit Nigam, Brand General Manager ELC Indonesia dalam siaran pers yang diterima Indozone, Jumat (26/6/2020).
Perlu diingat, setiap anak memiliki karakteristik, pola pikir dan keunikan yang berbeda-beda. Dibutuhkan kesabaran dan kelapangan hati yang besar bagi orangtua yang ingin bermain dengan anak.
