Akibat pandemi COVID-19, berbagai aktivitas kemudian dialihkan menjadi kegiatan serba virtual, baik pekerjaan kantoran. Norma itu dibiasakan oleh masyarakat untuk menghindari pertemuan secara langsung dan paparan virus.
Namun, beberapa studi terbaru belakangan ini membuktikan bahwa brainstorming pada virtual meeting tidak terlalu efektif dan juga dapat berdampak negatif pada kemampuan individu untuk kategori brainstorming.
Studi tersebut dilakukan para ilmuwan di Universitas Columbia yang melibatkan sebanyak 1.500 orang di mana mereka dipasangkan dan diminta untuk menghasilkan ide-ide produk baru.
Para ilmuwan melihat bahwa mereka yang diminta untuk memberikan ide pada tugas tertentu menghasilkan rata-rata 7,43 ide dalam satu jam. Sedangkan mereka yang berpasangan secara langsung menghasilkan rata-rata 8,58 ide.
Dilansir Science Alert, Profesor Melanie Brucks mengatakan dalam penelitiannya bahwa interaksi video tidak dapat menjinakkan psikologis secara langsung. Melainkan hanya dapat berkomunikasi.
"Interaksi video dapat berkomunikasi dengan informasi yang sama, (tapi) ada perbedaan fisik yang melekat dan bisa saja diabaikan. Bahkan tidak dapat menjinakkan psikologis," katanya.
"(Sementara) tim yang turun langsung ke lokasi (di kantor) di ruang fisik bersama sepenuhnya dapat mengembangkan ide lebih baik, daripada tim virtual yang menghuni ruang dengan dibatasi layar dari setiap anggota," tambah dia.
Menurut Melanie, data yang ditemukannya dari penelitian itu menunjukkan bahwa perbedaan fisik dalam ruang bersama justru memaksa komunitator virtual untuk mempersempit bidang visual.
Sedangkan untuk mereka yang berada di ruangan fisik secara langsung dan bertemu, menyaring rangsangan visual perifer yang tidak terlihat dengan pasangan mereka.
