Minyak goreng bekas atau minyak jelantah memang sebaiknya enggak dipakai berulang kali. Tapi bukan berarti limbah minyak harus selalu dibuang. Apalagi membuang minyak goreng bekas ke saluran pembuangan bisa berdampak fatal. Minyak akan mengeras di saluran pembuangan dan menyebabkan penyumbatan.
Minyak jelantah sendiri merupakan limbah non B3 (bahan berbahaya beracun) namun tetap memiliki dampak berbahaya bagi lingkungan kalau dibuang sembarangan.
Limbah ini enggak hanya mencemari air seperti sungai dan laut. Kalau dibuang ke tanah bisa menutup pori-pori tanah yang bisa menyebabkan banjir.
Sebenarnya, minyak goreng bekas atau jelantah bisa didaur ulang dengan cara simpel dan mudah, seperti yang dilakukan ibu-ibu di Bank Sampah Kompak Sejahtera, Jalan Sawo, Tapos, Depok, Jawa Barat ini. Mereka mengelola minyak jelantah jadi sabun cuci dan lilin sejak 2018 lalu. Proses pengerjaannya masih secara manual dan dilakukan bersama-sama.
Untuk menghilangkan bau jelantahnya, para ibu menggunakan arang atau kopi. Pembuatan sabun dan lilin memanfaatkan air buangan AC yang PH-nya lebih rendah daripada PH air biasa, lalu ditambah dengan soda api, pewangi dan pewarna. Hasilnya jadilah sabun dan lilin dengan warna warni menggemaskan.
Enggak disangka, dari limbah bisa jadi pendulang rupiah. Sabun cuci dan lilin ini dijual seharga Rp2.500 dan Rp5 ribu per buah. Banyak dipesan sebagai souvenir, sabun limbah murah meriah ini juga ampuh menghilangkan noda membandel.
Dari kegiatan daur ulang ini Bank Sampah Kompak Sejahtera sukses meraih penghargaan sebagai pengelola sampah terbaik se-Kota Depok 2019 lalu. Keren!
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini
