Kesibukan melakukan pekerjaan yang melelahkan dan sulit kerap membuat seseorang mengalami burnout, sebuah kondisi stres berat yang dipicu oleh pekerjaan. Burnout bisa membuat karyawan menjadi frustasi dalam menyelesaikan pekerjaan.
“Burnout seringkali menjadi masalah bagi karyawan saat sedang melakukan rutinitas pekerjaan. Apalagi di tengah situasi pandemi seperti sekarang yang mengharuskan karyawan untuk bekerja di rumah,” ujar Prita Yulia Maharani, M.Psi., psikolog dari aplikasi konseling online Riliv dalam keterangan yang diterima Indozone.
“Kondisi yang dialami umumnya seperti stres berat, frustasi, kurang motivasi, dan mudah merasa lelah,” tambah Prita.
Selain itu, Prita juga mengatakan burnout bisa mengganggu ketenangan emosional. Untuk itu, perlu cara mencegah agar tidak terjadi burnout.
Ini lima cara mencegah burnout pada karyawan:
1. Pahami Pengaruh Negatif Burnout
Memberikan usulan kepada manajer tentang cara mengatur stres dan perasaan letih saat bekerja. Lokakarya dapat menjadi ide yang tepat, program yang satu ini dinilai memberikan wawasan kepada karyawan untuk mengatasi burnout.
2. Mengubah Jam Kerja Karyawan
Perhatikan ulang jam kerja di kantor, jika ada karyawan yang masuk kerja jam 8 pagi, tetapi masih belum diizinkan pulang jam 9 malam, maka bicarakan kepada atasan.
Beri tahu tentang penyesuaian biaya dan dampak burnout pada karyawan. Produktivitas internal perusahaan dapat menurun akibat dampak dari burnout yang mengganggu ketahanan kerja.
3. Memperbaiki Budaya Kerja
Mencegah burnout sebenarnya sangat mudah dilakukan. Budaya kerja perusahaan yang transparan, atasan selalu mengapresiasi usaha karyawan, dan memperhatikan work life balance akan lebih meningkatkan kesejahteraan karyawan. Sehingga keinginan karyawan untuk resign semakin berkurang.
BACA JUGA: Berhentilah Menunda Pekerjaan dengan 5 Cara Ini
4. Membuat Program Kesehatan Mental
Lakukan diskusi bersama atasan untuk menyampaikan kritik dan saran terhadap beban kerja. Stres berat menjadi masalah kesehatan mental yang sering dihadapi karyawan.
Perusahaan dapat mengadakan program kesehatan mental dengan partnership. Ada beragam layanan mulai dari asesmen kesehatan mental, self help content, sampai konseling kepada psikolog berpengalaman dan profesional yang dapat diperoleh hanya dalam satu akses.
5. Atur Jadwal Pertemuan untuk Evaluasi
Mengadakan pertemuan dengan karyawan dapat menangkal ‘penyakit’ pikiran yang disebabkan oleh burnout. Saling berinteraksi dalam membenahi masalah pekerjaan layaknya waktu dan sistem kerja.
Selalu tampung setiap pendapat dari masing-masing karyawan. ‘Suara’ mereka sangat penting sebagai bahan evaluasi atas kemajuan perusahaan. Dengan begitu, karyawan seakan lebih dihargai agar terhindar dari sikap ‘acuh tak acuh’.