Kisah inspiratif datang dari seorang pria Amerika bernama Rehan Staton. Rehan berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Sehari-harinya, ia bekerja sebagai petugas kebersihan. Namun, kondisi tersebut ternyata tak pernah membuat semangat Rehan surut. Berkat kegigihannya, Rehan akhirnya berhasil diterima di Universitas Harvard.
Rehan dibesarkan oleh ayahnya seorang diri setelah ibunya kembali ke negara asalnya di Sri Lanka. Ayahnya sempat merasa kesulitan mengurus Rehan dan saudaranya.
Mereka juga sempat mengalami kesulitan ekonomi. Situasi tersebut mengharuskan Rehan ikut membantu ayahnya mencari nafkah. Semasa kecil, Rehan juga sering merasa kesepian karena ayahnya sibuk bekerja.
Di sekolah, Rehan termasuk anak yang berprestasi dan berbakat dalam berolahraga. Peluangnya untuk masuk ke perguruan tinggi favorit sangat besar. Namun, karena terbentur biaya, Rehan pada akhirnya mendaftar sebagai petugas kebersihan.
Dia kemudian mendapat tawaran dari seorang dosen Bowie State University untuk bisa kuliah di sana.
Namun, di tengah perjalanannya menimba ilmu, ia mendapat musibah ayahnya terkena stroke. Hal itu membuatnya kembali menjadi tukang pungut sampah.
Sambil mengurus ayahnya, Rehan kembali mencoba mendaftar di sejumlah universitas bergengsi, salah satunya Harvard Law School.
"Ketika aku melihat kembali pengalaman-pengalamanku, aku pikir aku melakukan yang terbaik dari situasi terburuk. Setiap tragedi yang aku alami memaksaku keluar dari zona nyaman tapi aku beruntung bisa punya sistem yang mendukung untuk membantuku berkembang dalam kesulitan," ujar Rehan.
Namun, Rehan masih mengalami kesulitan biaya. Untuk mengatasi hal tersebut, dia mencoba menggalang dana lewat GoFundMe dan berhasil mengumpulkanRp 917 juta.
Ia merasa sangat berterimakasih dengan orang-orang yang sudah bersedia membantunya. Wah, inspiratif banget ya!
