Sosok Al Makin Rektor UIN Sunan Kalijaga: Santri Kampung Lulusan S3 Filsafat dari Jerman

- Minggu, 16 Januari 2022 | 16:19 WIB
Rektor UIN Sunan Kalijaga Profesor Al Makin di Kampus UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Jumat (14/1/2022) (ANTARA/Luqman Hakim)
Rektor UIN Sunan Kalijaga Profesor Al Makin di Kampus UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Jumat (14/1/2022) (ANTARA/Luqman Hakim)

Nama Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Profesor Al Makin menuai sorotan usai menyampaikan tanggapan yang menentramkan mengenai perilaku pembuang dan penendang sesajen di Gunung Semeru.

Alih-alih menyerukan hukuman tegas, Al Makin justru mengedepankan belas kasih dan maaf kepada pelaku bernama Hadfana Firdaus itu.

"Jika kita memang bangsa yang baik, jika kita bangsa yang besar, tolong beri contoh kepada yang bersangkutan, kita adalah bangsa yang pemaaf. Beri pelajaran dengan cara lapangkan dada kita supaya yang bersangkutan juga belajar bahwa berbeda itu tidak apa-apa," kata Al Makin, Jumat (14/1/2022), dikutip dari Antara.

Siapa Al Makin, rektor kampus Islam yang cukup disegani di Yogyakarta itu?

-
Rektor UIN Sunan Kalijaga Profesor Al Makin. (ICRS)

Al Makin lahir di Bojonegoro 12 September 1972. Semasa kecil, ia menempuh pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah Gaya Baru Sidorejo, Kedungadem, Bojonegoro tahun 1981-1985, lalu melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri I Bojonegoro  tahun 1985-1988 sekaligus di Pondok Pesantren Adnan Al-Haris Kendal Ngumpak Dalem Dander Bojonegoro 1985-1988.

Selanjutnya, ia menempuh pendidikan setara SMA di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Jember tahun 1988-1991.

Kemudian, "santri kampung" itu lanjut kuliah di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan Tafsir Hadits pada tahun 1991-1995. 

-
Rektor UIN Sunan Kalijaga Profesor Al Makin. (UIN Suka)

Lulus S-1, Al Makin mengasah kemampuan bahasa Inggris hingga akhirnya diterima S-2 di McGill University, Kanada, jurusan Ilmu Studi Keislaman pada tahun 1998 dan lulus pada 1999. Dari kampus yang sama, ia meraih beasiswa CIDA untuk Postdoc di Departemen Antropologi.

Kemudian, ia menempuh program doktoral dengan beasiswa DAAD (Deutsche Akademische Austauschdienst) untuk progam doktor di fakultas Filosofi, Heidelberg University, Jerman, pada tahun 2005 dan lulus tahun 2008.

Setelah tamat S-3, Al Makin pulang ke Indonesia dan menjadi dosen di UIN Sunan Kalijaga. Ia juga dosen di International Consortium for Religious Studies (ICRS) progam doktor, kerjasama tiga universitas, yakni UGM, UIN Sunan Kalijaga, dan Universitas Duta Wacana.

Dalam bidang akademik, Al Makin banyak meneliti dan mengkaji tentang sejarah, filsafat, keragaman, multikulturalisme, nasionalisme, dan sekularisasi.

Dalam disertasi doktor filsafat di Heidelberg University, Al Makin meneliti tentang kemunculan Islam dan situasi Jazirah Arab abad tujuh Masehi. Ia mengkaji para "nabi" dan kelompok-kelompok keagamaan yang gagal bertahan sebagai komunitas dan agama. Dalam hal ini, dia mempelajari Musaylima yang dikenal dengan sebutan sang pembohong, al-kadzdzab.

Pada tahun 2018, Al Makin dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Filsafat berdasarkan SK Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 14422/A2.3/KP/2018. 

Di luar negeri, Al Makin juga sering menjadi dosen tamu, seperti di Singapura, Australia, Jerman, dan China.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X