Kata ghosting, pasti tidak asing lagi di telinga kita, bahkan banyak orang yang mengaku jadi korban ghosting. Ghosting merupakan perilaku seseorang yang tiba-tiba memutuskan semua komunikasi tanpa adanya penjelasan.
Meski belum adanya komitmen antara laki-laki dan perempuan, tapi ghosting sama sakitnya ketika putus cinta.
Dilansir Insider, seorang pakar Terapis New York, Darcy Sterling mengatakan bahwa perasaan di-ghosting semakin parah ketika korban memiliki harga diri yang tinggi. Termasuk korban akan merasa khawatir, jika dia sudah melakukan kesalahan.
Baca juga: 4 Alasan Seseorang Melakukan Ghosting, Pernah Jadi Korban?
"Ketika orang di-ghosting, mereka akan menilai bahwa dirinya hanya dianggap sebagai cadangan atau pengganti. Korban ghosting akan bertanya-tanya dan berasumsi mengapa kamu ditinggalkan begitu saja," kata Sterling, dikutip Insider.
Sterling juga mengatakan bahwa berapa lama romansa tidak akan menentukan seberapa sakitnya di-ghosting. Karena yang dilihat seseorang dalam suatu hubungan ialah harga diri mereka sendiri, yang menentukan seberapa besar ghosting melukai perasaan.
Agar cepat move on setelah di-ghosting, Sterling mengatakan untuk fokus berbicara dengan orang yang dicintai dan yang kamu percayai dari hati ke hati.
Sterling juga mengatakan bahwa kita tidak perlu minta maaf kepada pasangan yang meninggalkan kamu, agar bisa move on dengan mudah.