Benarkah Banyak Pasangan yang Memilih Berpisah di Hari Valentine?

- Sabtu, 15 Februari 2020 | 12:41 WIB
Ilustrasi momen Valentine. (dok.Indozone)
Ilustrasi momen Valentine. (dok.Indozone)

Momen Valentine atau hari kasih sayang tentu tidak lepas dari yang namanya cinta dan romansa. Sebagian orang juga memanfaatkan suasana Valentine sebagai ajang pembuktian cinta dan kasih sayang. Maka tidak heran bila banyak pasangan yang menghabiskan waktu bersama saat Valentine.

Namun, Valentine tidak selamanya berjalan indah. Menurut sebuah penelitian, ada juga Valentine yang kelabu karena sejumlah pasangan memilih untuk menyudahi hubungannya.

Dilansir dari Your Tango, sebuah riset yang dilakukan David McCandless dan Lee Byron pada 2014 lalu menemukan bahwa saat Valentine banyak pasangan yang memutuskan hubungannya.

David dan Lee juga menyimpulkan riset itu dengan mengumpulkan 10.000 pembaruan status Facebook dengan keyword ‘break up’ atau ‘broken up’ dalam waktu satu tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa banyak pasangan mengakhiri hubungannya seminggu sebelum Valentine dan beberapa minggu setelahnya.

Lantas apa penyebabnya tidak sedikit pasangan yang memutuskan hubungan saat Valentine? Simak ulasan berikut ini.

1. Hubungan Dalam Keadaan Krisis

-
Ilustrasi pasangan yang hubungannya krisis. (mic.com)

Penyebab pasangan putus bisa karena dipicu sudah adanya masalah sebelum Valentine. Psikolog dan peneliti asal Amerika Serikat, Dr. John Gottman melakukan studi. Ia menemukan bahwa  saat pasangan tidak membuat tindakan atau tawaran emosional untuk hubungannya, maka kemungkinan hal itu bisa menimbulkan rasa kecewa (pada saat hari Valentine) dan memicu pertengkaran besar hingga akhirnya perpisahan.

2. Perbandingan di Media Sosial

-
Ilustrasi pasangan yang membandingkan hubungannya dengan media sosial. (psychicsource.com)

Psikolog asal Kanada Dr. Marian Morry dan Tamara Sucharyna melakukan sebuah studi dan menemukan bahwa pasangan yang membandingkan kehidupan dan juga hubungannya dengan apa yang mereka lihat di media sosial sangat rentan memicu depresi. Kedua ahli tersebut juga mengatakan bahwa harapan-harapan dan tuntutan yang tidak realistis di hari Valentine bisa memicu pertengkaran dan berakhir dengan perpisahan.

3. Tekanan dan Ekspektasi Berlebihan

-
Ilustrasi pasangan yang tertekan. (meetmindful.com)

Sebagian pasangan berharap terlalu tinggi soal apa yang mereka inginkan dan harapkan dari pasangannya saat Valentine tiba (baik itu soal hadiah hingga perhatian). Sayangnya, ketika ekspektasi itu tidak sesuai dengan keinginan, maka bisa timbul rasa dan akhirnya memicu perpisahan.

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X