Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia: Pentingnya Mendobrak Stigma, Tabu & Mitos Menstruasi

- Sabtu, 28 Mei 2022 | 18:09 WIB
Ilustrasi pembalut menstruasi. (Pexels/Karolina Grabowska)
Ilustrasi pembalut menstruasi. (Pexels/Karolina Grabowska)

Setiap 28 Mei diperingati sebagai Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia. Tujuan memperingati Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat serta mengubah pandangan buruk tentang mesntruasi.

Harnaaz Sandhu, Miss Universe 2021, mengumumkan Global Menstrual Equity Coalition (GMEC) saat melakukan tur di negara asalnya, India. Tujuan koalisi adalah mengakhiri period poverty, dimulai dari negara asalnya, dan kemudian secara global.

Miss Universe Organization (MUO) bermitra dengan organisasi Plan International, pengusaha lokal Arunachalam Muruganantham alias Pad Man, lembaga sosial DDB For Good dan Changing Our World untuk memajukan kesetaraan di isu menstruasi, dengan program pilot di India lalu diikuti oleh Filipina.

MKM merupakan pilar penting dalam kerangka GMEC. Implementasi MKM di Indonesia masih menjadi tantangan, terutama karena stigma dan mitos seputar topik tersebut, serta akses sanitasi yang tidak memadai dan tidak merata bagi perempuan dan penyandang disabilitas. 

Harnaaz Kaur Sandhu, Miss Universe 2021, mengungkapkan pengalaman pribadinya terkait adanya stigma yang masih melekat terkait menstruasi. Ia bercerita, sejak usia anak, ia kerap merasa tidak nyaman membicarakan menstruasi, padahal ia memiliki Ibu yang berkarir sebagai dokter ginekologi.

-
Miss Universe, Miss Indonesia dan Executive Director Plan Indonesia. (Dok. Yayasan Plan International Indonesia)

Baca juga: Dalam Rangka Peringatan Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia, Ini Tips Jaga Kebersihan Haid

“Bayangkan, bagi anak-anak perempuan yang tidak memiliki wadah untuk mediskusikan ini dan menganggap tabu untuk mendiskusikan menstruasi. Saya ingin mendobrak stigma ini, sehingga perempuan muda merasa lebih nyaman untuk mengatasi kesehatan menstruasi mereka,” kata Harnaaz.

Harnaaz juga mengangkat dalam diskusi ini fakta bahwa perempuan tidak selalu memiliki akses ke produk menstruasi yang aman dan higienis, atau pengetahuan atau pendidikan tentang cara mengatur menstruasi mereka. Ini juga dikenal sebagai period poverty.

“Period poverty telah menjadi masalah global. Di beberapa daerah banyak anak perempuan bahkan berhenti sekolah karena mereka tidak tahu bagaimana mengatur siklus menstruasi mereka di depan umum. Untuk mengatasinya kita harus melawan stigma seputar menstruasi dan membantu mendidik perempuan dan berikan menyediakan produk menstruasi," ujarnya.

Namun, menurutnya untuk mengatasi stigma tersebut tidak bisa dilakukan sendirian, laki-laki juga harus mendukung tujuan ini.

Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia mengatakan, sebagai organisasi mengupayakan MKM di Indonesia sejak 2015, Plan Indonesia mengapresiasi keikutsertaan Miss Universe 2021 dan Puteri Indonesia, Laksmi Shari De Neefe  yang hadir dalam acara diskusi dan sosialisasi MKM.

Menurut Dini, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh perempuan dan anak perempuan di Indonesia ketika mereka mengalami menstruasi.

Studi terakhir terkait menstruasi dari  Plan Internasional Netherlands menunjukkan bahwa 54 persen responden di Indonesia percaya bahwa menstruasi harus dirahasiakan, sedangkan 13 persen lainnya tidak nyaman membicarakan menstruasi.

"Oleh karena itu, melalui diskusi dengan tokoh prominen, saya berharap semakin banyak kaum muda Indonesia yang lebih paham tentang tantangan-tantangan ini dan dapat menyuarakan urgensi MKM di komunitas mereka,” ujar Dini

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X