Jamu 'Ndeso' Naik Kelas Sampai Diekspor ke Tiga Negara

- Rabu, 20 April 2022 | 09:00 WIB
Jamu naik kelas hingga diekspor keluar negeri. (Hasan Syamsuri/IDZ Creators)
Jamu naik kelas hingga diekspor keluar negeri. (Hasan Syamsuri/IDZ Creators)

Jika mendengar kata jamu, yang terlintas di benak kita umumnya adalah rasanya yang pahit. Jamu juga kerap dianggap sebagai produk jaman dulu atau kuno. 

Namun ternyata tidak demikian dengan produk jamu yang satu ini, karena sudah diolah sedemikian rupa sehingga rasanya manis. Kemasannya pun menarik dan lebih modern.

-
Jamu naik kelas hingga diekspor keluar negeri. (Hasan Syamsuri/IDZ Creators)

Ada belasan jenis jamu yang diproduksi oleh Siti Hidjrati Arlina, warga Jalan Imam Bonjol Kelurahan Sisir, Kota Batu, Jawa Timur. Mulai dari beras kencur, temulawak, kunyit asam cabe puyang, hingga kunir madu. 

Selain dikemas seperti minuman siap minum, ada juga yang berupa serbuk jamu instan. Khasiatnya beragam. Mayoritas untuk penyembuhan orang yang mengalami kemunduran fungsi organ, seperti akibat kolesterol, diabetes, hipertensi, asam urat hingga kanker dan gagal ginjal. 

-
Siti Hidjrati Arlina, pembuat jamu. (Hasan Syamsuri/IDZ Creators)

Semua jamu kekinian ini diramu sendiri di rumahnya dengan bahan-bahan herbal seperti lempuyang, lengkuas, kencur, kunyit, jahe, dan beberapa jenis empon-empon lainnya. Selain dipasok oleh para petani perambah hutan, bahan empon-empon untuk membuat jamu yang berlabel Siti Ara ini juga didapatkan dari hasil kebun yang dilakukan sendiri oleh Siti di sekitar rumahnya.

-
Jamu naik kelas hingga diekspor keluar negeri. (Hasan Syamsuri/IDZ Creators)

Dibuat dari bahan herbal, tanpa pengawet, rasanya manis dan kemasannya modern, membuat jamu ini banyak disukai konsumen. Peminatnya bukan hanya dari wilayah Malang Raya dan Surabaya, namun juga di banyak kota besar di Indonesia. Bahkan peminatnya juga ada yang datang dari Malaysia, Singapura, dan Jerman.

-
Bahan untuk membuat jamu. (Hasan Syamsuri/IDZ Creators)

Jamu kemasan siap minum dibanderol Rp8 ribu per botol, rata-rata laku 400 botol per bulan. Untuk jamu serbuk (instan) ukuran 100 gram dibanderol Rp35 ribu per pack, rata-rata laku 600 pack per bulan. Namun sejak pandemi Covid-19 melanda, pesanan jamu melonjak. Khususnya dari hotel untuk disajikan pada tamu hotel dan dari rumah sakit untuk para pasien.

-
Bahan membuat jamu. (Hasan Syamsuri/IDZ Creators)

Usaha membuat jamu ini dirintis Siti sejak 2000, tahun dengan bekal resep turun temurun dari keluarganya yang asli Madura. Selain dibantu suami, saat memproduksi jamu, Siti juga dibantu tetangganya yang terkena PHK di awal pandemi Covid-19 lalu.

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.

-
IDZ Creators

Editor: Yayan Supriyanto

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X