Kisah Hidupta Karokaro, Penyandang Disabilitas Sejak Kecil yang Jago Bermusik

- Sabtu, 26 Juni 2021 | 19:57 WIB
Hidupta Karokaro. (Foto: Akhir Nurul Farida untuk Indozone.id)
Hidupta Karokaro. (Foto: Akhir Nurul Farida untuk Indozone.id)

Jari jemari Hidupta Karokaro (38 tahun) terlihat lincah saat menari di atas tuts kibor. Pundaknya bergoyang kecil saat memainkan sebuah komposisi musik berirama gembira. Ekspresinya begitu menghayati setiap kali menyanyikan lagu. Sesekali, pandangan dan senyumnya dilemparkan ke beberapa orang yang tengah menonton, seolah mengajak berdialog bersama irama yang tengah mengalun.

Hidupta bukan lelaki biasa. Dia penyandang disabilitas fisik yang punya intuisi seni tinggi. Sepuluh jemarinya mampu menaklukkan bilah-bilah piano dan menghasilkan nada-nada yang merdu.

Keterbatasan fisik Hidupta disandangnya sejak usia sembilan bulan. Dia awalnya terlahir sempurna, seperti kanak-kanak pada umumnya.

Malang tak dapat ditolak, untung tak urung menghampiri. Hidupta kecil divonis mengidap penyakit polio yang menyerang sistem sarafnya. Separuh badannya mengalami kelumpuhan permanen.

Hidupta tak pernah merasakan cara berjalan. Ukuran kedua kakinya mengecil. Tak ada kekuatan yang bisa menopang otot-otot tungkainya untuk berjalan. 

-
Hidupta Karokaro. (Foto: Akhir Nurul Farida untuk Indozone.id)

Untuk bermobilisasi sehari-hari, Hidupta menggunakkan sepasang roda besi, bekas katrol berdiameter 20 sentimeter. Sepasang roda ini dihubungkan oleh lempengan baja sepanjang setengah meter. Di atas lempengan itulah, Hidupta bertengger dan beranjak ke mana-mana.

Kepala Desa setempat, Suhardi Tarigan bercerita, bahwa pernah ada seorang dermawan yang prihatin terhadap kondisi Hidupta. Sebuah kursi roda motor jenis ATV lalu disumbangkan untuknya.

Keterbatasan fisik yang dimilikinya tak membuat dia mengurung diri di rumah. Dengan alat itu, Hidupta bisa ke mana-mana dengan bebas.

-
Hidupta Karokaro. (Foto: Akhir Nurul Farida untuk Indozone.id)

Sepanjang hidupnya, Hidupta tak pernah mengenyam pendidikan formal. Kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan, membuatnya melewati masa kanak-kanak dan remaja jauh dari bangku sekolah.

Bungsu dari enam bersaudara itu tinggal bersama abangnya, sejak ibunya meninggal dunia. Hidupta mendiami kamar ukuran tiga meter persegi di sebuah rumah sederhana dan menggantungkan nasibnya kepada saudaranya.

Belajar Musik Otodidak

Lalu bagaimana Hidupta bisa lihai memainkan kibor? Hidupta mengaku belajar musik dan menyanyi secara otodidak. 

"Tetangga saya punya keyboard. Saya dibolehkan meminjam. Kadang-kadang saya juga latihan menggunakan keyboard milik gereja," ujarnya.

Hidupta sadar punya potensi di bidang seni. Modal itulah yang diasahnya dengan harapan akan bermanfaat demi masa depannya kelak.

"Saya ingin sekali punya alat musik keyboard. Dengan alat itu semoga bisa menjadi sumber pendapatan," kata lelaki penggemar Judika ini.

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X