Dampak Ketika Merasa Kesepian Ditengah Keramaian

- Selasa, 20 Agustus 2019 | 11:30 WIB
Pexel.com
Pexel.com

Setiap dari kita pasti pernah merasa kesepian. Yang membuat perbedaan adalah kadarnya, lamanya, penyebabnya dan tentu saja penanganannya. Kebanyakan orang menghindari kesepian karena kesepian berkonotasi negatif, atau paling tidak menimbulkan perasaan tidak menyenangkan.

Kesepian yang disebabkan perubahan sosial atau pun perubahan kondisi eksternal dikatakan bersifat temporer dan relatif lebih mudah diatasi. 

Seperti, Anak-anak, remaja, orang muda hingga manula, pernah mengalami rasa kesepian. Anak-anak merasa kesepian ketika ditinggal pergi orangtua mereka. Istri/suami yang kesepian karena kehilangan pasangan, akibat kematian atau perpisahan. Seorang gadis atau pemuda kesepian setelah putus dari pacar. 

Ibu yang kesepian karena anak-anaknya tinggal di luar kota. Atau seseorang yang karena sakit harus tinggal di rumah atau di rumah sakit, terisolasi dari teman-teman dan keluarga. Pindah rumah atau pindah sekolah bisa juga menyebabkan kesepian karena tercabut dari komunitasnya dan harus menghadapi komunitas baru.

Sementara itu ada jenis kesepian lain yakni merasa kesepian di tengah keramaian, kesepian di tempat pesta, kesepian saat berkumpul dengan teman, kesepian di tengah keluarga. Inilah yang dikatakan existential loneliness. Seseorang yang mengalami eksistensial loneliness, tidak peduli sebanyak dan setinggi apapun frekuensi outing, dating dan chatting-nya, akan tetap merasa kesepian.

Kesepian eksistensial kerap menjadi sesuatu yang bersifat kronis karena sudah terjadi dalam jangka waktu lama tanpa disadari atau memang sengaja diabaikan. Artinya, perasaan kesepian itu disadari namun tidak ditindaklanjuti karena berpikir perasaan itu disebabkan karena faktor lingkungan.

Kesepian yang bersifat kronis ini menimbulkan perasaan hampa yang menyedihkan, sehingga banyak yang tidak tahan dan mengalami depresi. Kehampaan yang bersumber dari dalam jiwa ini terjadi karena sebab yang bermacam-macam, bisa karena hidup tanpa arah dan tujuan, sehingga dari hari ke hari seperti robot, hanya mengikuti irama rutinitas. 

Ada yang belum menemukan makna, karena hidupnya sangat terbatas, bukan miskin - tapi terlalu steril, flat, datar karena terlalu takut mengambil resiko sehingga tidak berani mengarungi kesempatan dan kemungkinan. Ada pula yang merasa kosong, karena tidak menemukan hal baik dan positif dari dirinya, sehingga tidak tahu apa gunanya dia dilahirkan, apa gunanya kehidupan ini dan apa gunanya ia bagi orang lain.

Pakar emotional healing dan mindfulness Adjie Santosoputro mengatakan kesepian di tengah keramaian bisa berbahaya. Jika dibiarkan terlalu lama maka dapat berubah menjadi depresi bahkan memicu keinginan bunuh diri.

Lalu bagaimana cara mengatasinya? Menurut Adjie, hal pertama yang perlu dilakukan adalah memperbaiki pikiran diri sendiri.

"Sadar diri kita nggak pernah sendirian, baik dari sisi dunia secara nyata maupun spiritual. Kalau batin kita tenang, kita akan benar-benar sadar kalau kita tidak akan pernah sendirian," ujarnya.

Sering merasa kesepian akan berhubungan langsung dengan kesehatan. Sejumlah ahli menyebut bahwa kesepian dapat memperpendek usia seseorang.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari Rush University Medical Center menemukan, banyak warga di usia pertengahan menjelang usia lanjut mengeluhkan kesepian. Bahkan, menurut penelitian itu, orang yang merasa kesepian memiliki risiko dua kali lebih besar terserang Alzheimer.

Secara medis juga memperlihatkan dampak kesepian terhadap kesehatan. John Cacioppo dari University of Chicago meneliti dampak kesepian ini dan secara mengejutkan menemukan bahwa:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X