Ini Makna Gebyuran Bustaman, Tradisi Perang Air yang Mirip di Thailand

- Kamis, 31 Maret 2022 | 15:01 WIB
Tradisi perang air jelang Ramadan (Gholib/IDZ Creators)
Tradisi perang air jelang Ramadan (Gholib/IDZ Creators)

Setiap daerah di Indonesia punya tradisi unik dan menarik untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Ada yang menggelar sadranan, tradisi mandi di laut dan sebagainya. Kalau warga Kampung Bustaman, Semarang melakukan perang air atau gebyuran untuk menyambut Ramadhan. Tradisi ini sudah ada sejak sepuluh tahun lalu dan rutin dilakukan setahun sekali. Perang air ini sangat dinanti-nanti warga, utamanya anak-anak.

-
Tradisi perang air yang dinanti warga dan anak-anak (Gholib/IDZ Creators)

Sebelum perang air dimulai, warga menyiapkan ratusan air berwarna warni yang dibungkus plastik. Wajah peserta gebyuran dicorat-coret sebagai simbol dari kotoran dan angkara murka, kemudian dilakukan kirab budaya.

“Lalu gebyur bareng-bareng dan makan gulai bareng-bareng dengan suka cita,” kata Hari Bustaman, tokoh masyarakat setempat, Minggu (27/3/2022)

Tahun ini Gebyuran Bustaman mengambil tema ‘Akas Waras’ alias sehat total. Tradisi ini konon diinspirasi oleh kebiasaan Ki Bustaman atau Kiyai Bustam

-
Warga mewarnai muka dan saling menyiram dengan air (Gholib/IDZ Creators)

Tokoh masyarakat setempat, Hari Bustaman menjelaskan, Kampung Bustaman didirikan pada 1743. Tradisi gebyuran pertama kali dilakukan oleh Kiyai Bustam.

“Menjelang puasa, Kiai Bustam gebyur putu-putune (memandikan cucu-cucunya) di sumur,” katanya.

Ketua Panitia, Aprodita Syams mengatakan, acara kali ini terselenggara berkat kerja sama antara warga Bustaman, Disbudpar Semarang dan Kolektif Hysteria.

-
Tradisi perang air setahun sekali di Semarang (Gholib/IDZ Creators)

Rangkaian acaranya juga lebih semarak. Ada pengajian, ziarah bersama, musik, kuda lumping dan rebana, forum kampung, serta perang air itu sendiri.

-
Perayaan yang dilakukan sejak 10 tahun lalu (Gholib/IDZ Creators)

Panitia acara, Aris Zarkasyi menambahkan, tahun ini cukup spesial. Karena warga membuat pengajian untuk tokoh penting yang makamnya di dalam rumah warga.

“Makamnya sudah menyatu dengan rumah warga dan dulunya tidak teridentifikasi, setelah kami konsultasi ternyata beliau adalah Sayyid Abdullah, tokoh syiar di masa lalu,” tutupnya.

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.

-
IDZ Creators

 

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X