Siswi SMA Pradita Dirgantara, Ryura Assyifa Ramadhina, ternyata tidak hanya mendaftar di 10 Universitas top luar negeri. Ada satu lagi universitas Belanda yang juga ia memasukkan pendaftaran.
"Untuk yang dari Universitas Belanda ini, saya masih menunggu pengumuman," kata Ryura saat ditemui Z Creators Edelweis Ratushima di sekolahnya, Kamis (5/5/2023).
Dari 10 universitas top luar negeri ini, anak pertama dari dua bersaudara ini memilih akan kuliah di University of Toronto Kanada, karena sesuai dengan passion-nya. Ryura memang penyuka engineering, sehingga pas bila masuk di sana.
Ryura membocorkan rahasianya, mengapa sampai bisa menembus 10 universitas top dunia. Selama menimba ilmu di SMA Pradita Dirgantara, ia didampingi oleh guru Mapel Rena Zaen. Sehingga potensi apa yang paling menonjol pada dirinya, langsung diarahkan.
"Karena saya tinggal di asrama sekolah, jadi semuanya sudah terjadwal dengan rapi. Bila ada event tertentu, kami ambil skala prioritas saja. Kalau saya pribadi, saya membiasakan memakai aplikasi untuk memilah kegiatan dan belajar, agar lebih terstruktur dan terorganisir," kata anak pertama dari dua bersaudara ini.
Penggemar Kpop
Gadis berkacamata kelahiran Solo 1 November 2005 ini, mengakui memang sengaja memasukkan semua pendaftaran ke 11 universitas agar lebih mantap. Sehingga kalau yang satu tidak diterima, masih banyak cadangan lainnya.
"Syukur Alhamdulillah, dari 11 yang saya daftarkan, 10 diterima. Ini surprise banget, rejeki indah buat saya, keluarga, dan sekolah. Orang tua sangat mendukung sejak awal," kata penggemar K-Pop ini tersenyum.
Menurut salah seorang guru pendamping, Rena Zaen yang juga guru mata pelajatan Kimia menjelaskan mengapa sampai Ryura bisa diterima di 10 University top dunia.
Di SMA Pradita, sejak awal para siswa memang sudah diplot berdasarkan minat dan bakat. Ada peminatan kampus luar negeri, kampus dalam negeri, peminatan TNI-Polri, Kedinasan, dan lain-lain.
"Sejak awal memang di SMA Pradita ini sudah dikanalisasi, siswa ingin ke kampus mana, syaratnya apa saja, pihak sekolah mendampingi terus. Misal kalau minatnya ke kampus luar negeri, harus membuat paspor juga, test bahasa Inggris terus ditingkatkan secara intensif, dan lain-lain. Sehingga begitu sudah siap lulus dan harus mendaftarkan diri ke kampus dalam negeri maupun luar negeri, siswa sudah siap," jelas Rena Zaen.
Dalam mendampingi siswa ini ada tim guru pendamping. Bila berminat ke kampus luar negeri ada tim pendamping Peminatan Perguruan Tinggi Luar Negeri (PTLN).
Setiap tahun, tambah Rena, siswa yang diterima di universitas luar negeri semakin bertambah. Di angkatan pertama baru 10 siswa, tahun ke dua ada 25 siswa, dan tahun ke tiga ini naik menjadi 30 siswa.
"Namun untuk tahun ini, dari 30 siswa yang mendaftar ke kampus luar negeri, baru 25 yang sudah pasti diterima," tambah Rena.
