Sambal, olahan cabai ini hampir selalu ada di meja makan orang Indonesia. Lidah orang Indonesia memang mayoritas suka dengan sensasi pedas. Mau makan gorengan atau nasi dan lauk pauk, harus ada sambal sebagai pelengkapnya.
Menangkap peluang tersebut, Lidya Librasari yang berdomisili di Sawangan, Depok, Jawa Barat, menekuni usaha sambal kemasan dengan omzet fantastis setiap bulannya.
Sebelum sukses dengan usaha ini, Lidya panggilannya, hanya menjual olahan sambalnya di kantor tempatnya bekerja dahulu. Namun karena antusias pelanggannya, Lidya kemudian menekuni usaha kuliner dan rela keluar dari perusahaan.
Lidya meninggalkan dunia kerja dan membuka usaha katering makanan pada 2019 lalu, ia kemudian fokus memproduksi sambal kemasan yang diberi nama Bumbu Lili.
"Karena sambal adalah menu wajib sebagai pendamping makan nasi bagi orang Indonesia dan sambal enak adalah kunci utama makanan menjadi nikmat," alasannya memilih wirausaha sambal kemasan.
Lidya memproduksi 7 varian sambal, yakni sambal roa, kecombrang, terasi hingga sambal ijo teri. Dengan harga jual mulai Rp20 ribu per kemasan, Lidya bisa meraup omzet puluhan juta rupiah dalam sebulan. Angka ini menurutnya setara dengan gajinya saat bekerja kantoran.
Sambal olahannya memang mempunyai ciri khas yang berbeda karena Lidya meracik dengan teknik dan bumbu rahasia agar lebih sedap dari sambal olahan lainnya. Utamanya, sambal buatan Lidya dibuat tanpa bahan pengawet.
"Sudah banyak yang jadi pelanggan tetap," ungkapnya.
Jatuh bangun dalam berwirausaha pernah dialami Lidya.
Ketika pandemi Covid-19 datang, ia pun terpaksa menutup warungnya dan mengoptimalkan penjualan melalui media sosial dan aplikasi belanja online.
Dan berkat kegigihannya, produksi sambal olahannya bisa tetap bertahan dan jadi favorit banyak kalangan.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.