Ketika perceraian terjadi, tentu akan ada perasaan kecewa, marah, sakit hati, kesepian hingga menyebabkan trauma pada pernikahan. Sebagian orang yang mengalami perceraian enggan untuk menikah lagi dikarenakan mereka mengalami trauma yang teramat dalam.
Umumnya, trauma tersebut terjadi karena mantan pasangan yang berkhianat, berselingkuh atau menipunya. Ketika seseorang mengalami trauma pada pernikahan, ia akan selalu menjaga jarak dengan lawan jenis dan berusaha untuk tak menggunakan hatinya kala berinteraksi langsung dengan lawan jenisnya.
Ada ‘tembok pembatas’ yang secara tak sadar telah ia bangun dan ini dimaksudkan agar orang lain tak bisa masuk ke dalamnya. Terkadang, ia sengaja membuat dirinya terlihat dingin dan tak bisa didekati.
Atau ia berusaha bersikap biasa saja dan terkesan tak peduli pada lawan jenisnya itu. Semua ini dilakukannya untuk menjaga diri dari kegagalan yang mungkin saja akan dialaminya lagi.
Trauma pada pernikahan bisa terjadi dalam waktu yang lama. Namun tak menutup kemungkinan jika nantinya, saat ia benar-benar bertemu dengan seseorang yang ‘berbeda’ dan memberikan cara pandang yang berbeda pula, ia akan luluh dan bersedia memulai rumah tangganya yang baru dan sembuh dari traumanya tersebut.
