Inspiratif! 2 Wanita Irak Ini Pilih Berkarier di Pengeboran Minyak, Sempat Ditertawakan

- Senin, 8 Maret 2021 | 14:23 WIB
Zainab Amjad, seorang insinyur perminyakan, berfoto dekat lapangan minyak di luar Kota Basra, Irak. (VOA-AP/Nabil al-Jourani).
Zainab Amjad, seorang insinyur perminyakan, berfoto dekat lapangan minyak di luar Kota Basra, Irak. (VOA-AP/Nabil al-Jourani).

Berbeda dengan kebanyakan perempuan lainnya di negaranya yang memilih bekerja di belakang meja, dua perempuan ini memilih menjadi pionir dalam industri minyak Tanah Air dan melakukan pekerjaan di lokasi rig pengeboran. Mereka menyebut dirinya adalah bagian dari generasi baru wanita Irak berbakat yang menguji batas-batas yang diberlakukan oleh komunitas konservatif.

Salah satu contohnya Zainab Amjad yang bekerja di anjungan minyak di Irak selatan. Dia menurunkan sensor ke dalam sumur gelap sampai gelombang sonik mendeteksi keberadaan minyak mentah yang menggerakkan perekonomian negaranya.

Di tempat lain di provinsi Basra yang kaya minyak, Ayat Rawthan mengawasi perakitan pipa pengeboran yang berukuran besar. Peralatan itu akan mengebor ke dalam Bumi dan mengirim data kunci tentang formasi batuan ke layar-layar komputer yang berjajar beberapa meter. Ayat akan menguraikan data-data tersebut.

Mengutip dari VOA, Amjad dan Rawthan bekerja di lapangan minyak dengan jam kerja yang cukup panjang dan di tengah kondisi cuaca yang brutal. Sering kali mereka ditanya, sebagai perempuan, apa yang mereka lakukan di tempat itu.

"Mereka memberi tahu saya bahwa hanya laki-laki yang bisa menghadapi lingkungan kerja di lapangan. Jika saya menyerah, saya akan membuktikan bahwa mereka benar," kata Amjad, yang menghabiskan enam minggu bekerja dan tinggal di lokasi rig. 

Bagi kebanyakan orang Irak, industri ini dapat diringkas dengan angka. Namun Amjad dan Rawthan memiliki pandangan yang lebih rinci. Setiap sumur menyebabkan serangkaian tantangan. Beberapa membutuhkan tekanan lebih tinggi untuk memompa, dan beberapa sumur lainnya penuh dengan gas beracun.

“Setiap lapangan terasa seperti pergi ke negara baru,” kata Amjad.

Mempertimbangkan pentingnya industri bagi perekonomian, program petrokimia dari sekolah-sekolah teknik di negara itu untuk siswa dengan nilai tertinggi. Kedua perempuan itu berada di peringkat 5% teratas dari kelas kelulusan Universitas Basra pada 2018.

Di sekolah, mereka terobsesi dengan pengeboran. Bagi mereka, ini adalah dunia baru, dengan bahasanya sendiri: "spudding" adalah untuk memulai operasi pengeboran, "Christmas tree " adalah bagian paling atas dari kepala sumur, dan "dope" hanya berarti minyak.

Setiap hari kerja membawa mereka ke dalam misteri di bawah kerak bumi. Mereka menggunakan alat untuk melihat formasi mineral dan lumpur hingga mereka menemukan minyak yang berharga.

-
Ilustrasi pengeboran minyak. (Freepik).

 

Baca Juga: Anti Mainstream! Pria Ini Jualan Es Krim Menggunakan Perahu Lewati Sungai

“Seperti melempar batu ke dalam air dan mempelajari riak-riaknya,” jelas Rawthan.

Untuk bisa bekerja di lapangan, Amjad, putri dari pasangan orang tua dokter, tahu bahwa dia harus mencari pekerjaan di perusahaan minyak internasional. Untuk itu, dia harus berprestasi. Bekerja untuk perusahaan milik negara ibarat jalan buntu. Di sana, dia hanya akan diserahi pekerjaan kantoran.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

5 Contoh Hak Siswa di Sekolah yang Kamu Harus Tau!

Kamis, 11 April 2024 | 09:10 WIB
X