Mempertahankan tradisi di tengah perubahan zaman bukanlah perkara mudah. Faktor ekonomi kerap jadi ganjalan buat sebagian orang untuk mau menjaga budaya sendiri. Tapi itu enggak berlaku bagi Mardi, warga Playen, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang masih bertahan dengan membuat alat musik gamelan.
Setiap hari Mardi berkutat dengan pelat besi dan pir mobil bekas yang dijadikan bahan baku pembuatan gamelan. Sebagai alat musik tradisional Jawa, gamelan digunakan untuk mengiringi pentas seni dan memiliki suara khas.
Mardi menekuni sebagai pembuat gamelan Jawa sejak 1996. Awalnya ia hanya membuat kendang, namun seiring perjalanan waktu ia kemudian membuat gamelan hingga saat ini.
"Tahun 1996 pertama saya membuat Kendang, lalu teman saya tau kalau saya buat kendang. Nah dari situ saya berani mencoba membuat alat musik gamelan yang lain hingga saat ini," kata Mardi saat ditemui oleh Tim IDZ Creators.
Mardi menjelaskan, satu set gamelan yang meliputi gambang, bonang, gong, saron, kenong, dan demung dihargai sekitar Rp40 juta hingga Rp45 juta. Hasil karyanya pun sudah sampi ke Jakarta, Bekasi, Cianjur, Jawa Tengah, dan daerah di Yogyakarta.
Dalam proses pengerjaan, Mardi memerlukan waktu kurang lebih 5-6 bulan untuk satu set gamelan. Semua proses pembuatan dikerjakan Mardi seorang diri.
"Karena saya kerjakan sendiri makanya membutuhkan waktu 6 bulan. Apalagi proses membuat kenong dan gong masih manual belum pakai mesin jadi juga itu mempengaruhi lamanya pembuatan gamelan,” imbuh Mardi.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini
