Selain menyenangkan, traveling juga bisa dilakukan dengan tujuan tertentu. Misalnya untuk tujuan yang unik. Seperti yang dilakukan oleh ayah ini.
Belum lama ini, Jamie Clarke, seorang ayah mengajak anak laki-lakinya Khobe untuk menjelajah Mongolia. Traveling ini bertujuan supaya lepas dari ketergantungan gadget.
Clarke sendiri merupakan seorang pemain ski, pendaki gunung, dan penjelajah yang merasa telah kehilangan kedekatan dengan putranya. Pasalnya, sang anak yang berusia 18 tahun itu lebih asyik bermain ponsel di rumah daripada menghabiskan waktu bersama keluarga.
Pria asal Calgary, Alberta ini pun menyalahkan dirinya atas hal tersebut. Clarke mengatakan kalau dulu ia juga gemar bermain game di ponsel Blackberry-nya bersama Khobe saat putranya itu masih kecil. Mungkin itulah yang menyebabkan si anak jadi kecanduan ponsel.
Clarke mulai merasakan tanda-tanda Khobe kecanduan main ponsel saat acara perayaan ulang tahun ke-50 Clark di sebuah penginapan ski selama seminggu. Di sana tidak ada wi-fi dan sinyal.
Khobe mengaku, kala itu dia merasa kesal dan ingin pergi. Ia juga bosan tanpa membuka Snapchat atau Instagram dan tidak tahu kabar teman-temannya.
Sejak saat itu, Clarke menyadari teknologi telah mempermainkan keluarganya dan ia ingin memperbaiki keadaan itu. "Ponsel adalah barang yang keren tapi kami mulai merasa kalau ponsel itu yang mengontrol kami, bukan sebaliknya."ungkap Clarke.
Lalu sebuah ide terlintas di kepala Clarke. Ia berniat membawa Khobe jalan-jalan ke Mongolia dengan naik motor. Ini merupakan keinginannya sejak lama dan kebetulan, putranya telah cukup usia untuk diajak berpetualang.
Akhirnya ayah dan anak ini memulai petualangan pada 28 Juli 2019 lalu. Selama satu bulan mereka telah menempuh perjalanan sejauh 2.200 kilometer mengelilingi Mongolia menggunakan sepeda motor, kuda, dan unta.
Meskipun selama perjalanan itu banyak spot foto yang instagramable, keduanya sama sekali tidak berniat untuk mempostingnya sampai mereka menyelesaikan perjalanan itu.
Selama traveling, Khobe merasa jauh dari ponselnya adalah sebuah tantangan yang besar. Tetapi di balik tantangan itu, Khobe mendapatkan sesuatu yang berharga. Ia bisa lebih mengenal ayahnya karena mereka menghabiskan waktu bersama selama di jalan, di tenda, atau saat memasak. Hal ini bisa semakin mempererat hubungan keduanya. Selain itu, Khobe juga menemukan sisi unik dari ayahnya.
