Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena wisuda anak-anak pendidikan dasar (SD dan SMP) hingga SMA semakin marak.
Seolah tak ingin kalah dari perayaaan kelulusan mahasiswa, wisuda anak TK, SD, SMP, hingga SMA, semakin mudah ditemui.
Bahkan ketika Pandemi COVID-19 hadir, sekolah-sekolah itu pun tak surut menggelar wisuda. Mereka tetap saja menggelar wisuda secara virtual.
Salah satu yang teranyar menggelar wisuda adalah SD Bakti Mulya 400 Jakarta, yang menggelar wisuda kelulusan angkatan ke-32 pada Sabtu (18/6/2022), berjumlah 95 wisudawan.
Menyoroti fenomena itu, Yasir Husain, seorang guru yang bekerja di Pondok Pesantren Nurul Falah Borongganjeng Bulukumba, menyampaikan kritik pedas.
Berangkat dari keresahannya yang mendapati anak ketiganya meminta toga lengkap dengan jubahnya saat hendak wisuda, ia pun menuliskan kritiknya lewat Facebook.
Kritiknya itu kini telah disukai lebih dari 2,5 ribu orang dan dikomentari lebih dari seribu kali.
"Mungkin bagi sebagian orang, fenomen ini adalah hal yang biasa, wajar, dan bahkan berdalih kebebasan, senang-senang, atau kepentingan foto-foto semata. Tapi bagi saya ini aneh," tulis Yasir.
Yasir merasa aneh melihat anak-anak sudah harus memakai toga hingga dirias sedemikian rupa dan terpaksa memakai sepatu high heels.
"Aneh dan memprihatinkan melihat anak-anak kecil bermake up tebal dan berhigh heel. Aneh karna tanpa tau siapa yang memulai dan atas alasan apa, banyak lembaga pendidikan yang mengekor turut latah mengadakannya," tulis Yasir.
Berikut tulisan lengkap Yasir, dikutip Indozone dari akun Facebook-nya.
