Hindari Celana Ketat Jika Miss V Kamu Tak Ingin Bau

- Selasa, 2 Juli 2019 | 11:10 WIB
Ilustrasi/unsplash.com
Ilustrasi/unsplash.com

Area genital wanita bisa memunculkan aroma yang tidak menyedapkan (bau). Biasanya, bau genital itu disebabkan kombinasi dari sekresi vagina, eccrine, dan apocrine dan sumber dari luar (urine, feses).

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari RS Jakarta Ardiansjah Dara Sp.OG mengatakan hindarai penggunaan celana ketat jika miss V kamu tak ingin berbau tak sedap. 

Pasalnya hal ini dapat membuat bakteri tumbuh subur dan memicu infeksi di vagina.

Ini disebabkan cairan vagina (Ms V) pada setiap wanita dewasa memiliki aroma yang agak apek. Bau ini juga dapat bervariasi selama siklus menstruasi. 

Bau di area genital bisa disebabkan infeksi atau penyakit kelamin. Jika sudah mengkhawatirkan biasanya ditunjukkan dengan keputihan yang berlebihan, gatal (pruritus vulvae), dan rasa sakit serta nyeri. 

Bau busuk dari infeksi itu umumnya disebabkan:

1. Bakteri vaginosis (alasan yang paling umum untuk malodour genital, bau amis)
2. Trikomoniasis (Bau busuk ini hanya sekitar 20 persen dari perempuan yang terinfeksi)
3. Vulva ulserasi karena sebab apapun, terutama jika karena donovanosis atau chancroid
4. Keputihan yang berhubungan dengan penyakit radang panggul
5. Benda-benda asing yang tertinggal di tubuh seperti tampon, diafragma atau spons.
6. Fistula atau lorong-lorong yang menghubungkan vagina dengan rektum atau kandung kemih setelah melahirkan, cedera atau pembedahan
7. Hidradenitis suppurativa.

Selain karena infeksi, bau genital sering dikaitkan non-infeksi yang menyebabkan vaginitis atau setidaknya penyakit vulva. Vulvovaginitis candida (infeksi selaput lendir vagina) dianggap sangat umum, namun kondisi itu menyebabkan bau yang dianggap tidak menyenangkan oleh kebanyakan wanita.

Keringat berlebihan khususnya berkaitan dengan obesitas juga bisa menimbulkan bau vagina. Begitu pula dengan sembelit kronis serta kembung atau faktor makanan yang menyebabkan pelepasan gas berbau dari dubur. Kemih inkontinensia yang melepaskan amonia dan tinja inkontinensia juga termasuk yang membuat genital wanita berbau. 

Jika aroma dari genital semakin tidak mengenakkan, wanita harus menjalani pemeriksaan eksternal dan internal. Tes itu mungkin termasuk pH, vagina atau menyeka vulva untuk mikrobiologi dan terkadang biopsi kulit. Untuk pengobatannya, tergantung pada penyebab. Antibiotik harus diresepkan untuk infeksi yang sudah jelas. 

Kaum wanita biasanya mengatasi aroma di area sensitifnya itu dengan menggunakan antiseptik, deodoran, atau douching. Namun jangan sampai berlebihan karena bisa mengiritasi vagina dan vulva. Jika kondisinya seperti itu berpotensi meningkatkan iritasi vulvitis dan menginduksi infeksi vaginitis.

Editor: Administrator

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X