Hari masih pagi di SD Sumbersari 3 Kota Malang, Jawa Timur. Enta Fardiansari, atau Enta, seorang guru inklusi di sekolah tersebut sudah menyiapkan diri dan tenaganya untuk membantu salah satu anak didiknya, yang bernama Fathilah Akhmad Habibburahman atau biasa disapa Fathilah, siswa kelas 3.
Setiap hari, Enta membantu Fathilah, salah satu anak disabilitas yang enggak bisa berjalan normal. Enta-lah yang membopong Fathilah masuk ke kelas. Enta juga enggak segan membopong siswa tersebut berpindah kelas.
Pundak dan punggung Enta selalu siap sedia membantu sang siswa. Enggak pernah sekalipun terbersit kata lelah dan menyerah dari bibir Enta.
“Siswa ini meski enggak bisa berjalan normal, namun tetap bisa belajar seperti biasa karena intelektualnya enggak terganggu,” ujar Enta kepada Tim Z Creators, Bhekti Setyowibowo.
Sarjana psikologi ini sudah 14 tahun bekerja sebagai guru pendamping khusus kelas inklusi.
Sekolah inklusi sendiri adalah sekolah yang juga memberikan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Di sekolah ini, baik anak yang berkebutuhan khusus maupun tidak, akan belajar di kelas yang sama dan mendapat pendidikan yang serupa.
Sejak 2007 silam, sebagai guru pendamping khusus, Enta sudah mendampingi banyak siswa dengan berbagai macam kasus. Enggak jarang Enta mendapat perlakuan kurang mengenakkan kala menenangkan anak didiknya yang sedang tantrum.
Namun Enta enggak pernah sekalipun mengeluh. Baginya semua siswa sama.
“Semua anak didik harus mendapatkan hak menuntut ilmu yang sama dengan teman lainnya. Saya terus serta melatih kemandirian di tengah keterbatasan mereka, karena mereka anak istimewa.” Tutup Enta.
Simak curahatan hati Enta dalam video berikut ini:
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.