Bagi masyarakat umum, barista dianggap hanya bertugas meracik dan menyajikan kopi. Padahal sebenarnya barista tidak sekedar membuat tetapi juga harus memiliki pengetahuan tentang kopi dan sedikit skill artistik.
Di Parepare, Sulawesi Selatan, kebanyakan barista itu didominasi oleh kaum lelaki. Namun, beberapa kafe dan kedai kopi juga mempercayakan posisi barista kepada perempuan.
Dewi (21) adalah salah satu barista perempuan yang sudah profesi ini selama 2 tahun. Sehari-hari ia bekerja di coffeeshop Kopi Paste di Kota Parepare. Dewi mengaku tertarik menjadi seorang barista, karena membaca novel tentang kopi meski awalnya tidak suka dengan kopi.
“Saya sebenarnya dulu tidak suka kopi, bisa dibilang jadi barista karena membaca buku ‘Filosofi Kopi’ karangan Dewi Lestari. Jadi saya tertarik dan akhirnya keterusan suka kopi,” kata Dewi kepada Tim IDZ Creators.
Dewi mempelajari jenis kopi dari berbagai daerah. Ia bahkan mendatangi daerah penghasil kopi seperti Sapan, Toraja, dan juga Enrekang.
"Sebenarnya saya juga kuliah, jadi selain menambah pengetahuan dan mengenal kopi lebih jauh saya punya kesibukan lain. Ternyata juga bisa buat membiayai kuliah,” imbuh Dewi.
Menurut Dewi untuk menjadi barista memang dibutuhkan ketekunan. Harus bersungguh sungguh mempelajari tekhnik membuat kopi dan berani mempelajari hal baru. Awalnya Dewi kerap dianggap hanya sekedar pemanis di meja bar tempat dia bekerja.
Namun karena kemampuannya yang terus meningkat dalam meracik minuman berbahan dasar kopi, Dewi kini menjadi salah satu barista favorit dengan racikan kopi yang paling digemari.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.