Cerita Eka Pratama, Orang Asia Pertama yang jadi Kepala Chef di Restoran Terbaik di Dubai

- Rabu, 16 Maret 2022 | 15:30 WIB
Eka Pratama, kepala chef tertinggi di dunia. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/tom)
Eka Pratama, kepala chef tertinggi di dunia. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/tom)

Eka Pratama merupakan pria asal Bandung yang sukses menjadi kepala chef tertinggi di dunia, Atmosphere Burj Khalifa, Dubai.

Eka bahkan jadi orang Asia pertama yang menjabat sebagai kepala chef di salah satu restoran terbaik di Dubai.

Pria kelahiran 29 Januari 1987 itu merupakan jebolan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung tahun 2008. Dia sama sekali tidak punya mimpi untuk berkarir di luar negeri.

Saat wawancara dengan tim kantor berita Antara, Eka mengatakan bahwa dirinya sempat takut karena tidak mahir dalam berbahasa Inggris. Waktu itu dia hanya berpikir untuk mencari pekerjaan di Bali.

Baca juga: Curhat Chef Devina Hermawan yang Terpapar COVID-19, Akui sempat Sesak Napas

Eka yang kini sukses menjadi kepala chef mengatakan bahwa pertama kali sampai di Dubai, dirinya masih berusia 19 tahun. Tiga bulan setelah lulus STP Bandung, bahkan saat itu dia belum sempat wisuda.

"Awalnya saya hanya mengantar teman-teman saya yang ikut seleksi ke Jakarta. Saya memang enggak mau ikut, karena sama sekali tidak bisa bahasa Inggris, hanya tahu yes no saja. Tapi HRD-nya melihat kenapa saya tidak ikut tes, lalu saya disuruh wawancara. Ternyata ia bisa bahasa Indonesia, dan saya lolos," jelas Eka.

Pada Agustus 2008 Eka bersama 4.000 orang lainnya, terbang ke Dubai dengan berbagai rasa yang berkecamuk, takut karena keterbatasan kemampuan bahasa namun juga membawa tekad kuat untuk merajut masa depan yang lebih baik. Untuk berangkat ke Dubai, Eka terpaksa harus meminjam modal.

Eka menjalaskan bahwa pada tahun itu Dubai belum seperti sekarang. Gedung-gedung baru dibangun dan pekerja dari Indonesia mendominasi.

Pata 2009 Dubai mengalami krisis, ribuan orang Indonesia terpaksa di PHK, namun Eka salah satu yang beruntung.

Tidak hanya beruntung, sejak saat itu Eka terus memperbaiki dirinya. Hal pertama yang dilakukannya ialah belajar kemampuan bahasa Inggris.

Setelah 1,5 tahun Eka sudah lebih percaya diri, sejak itu pula ada saja opportunity datang, bertemu orang-orang baik yang menawarkan kesempatan.

Menurut Eka, lima tahun pertama adalah tahun-tahun terberat, 24 jam hidupnya dihabiskan di dapur. Ia hanya tidur sekitar 3 jam sehari.

Namun Eka tidak pernah menyerah, dia terus memperbaiki diri dan kesalahannya hingga akhirnya dia menjadi kepala chef di restoran tertinggi di dunia.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

5 Contoh Hak Siswa di Sekolah yang Kamu Harus Tau!

Kamis, 11 April 2024 | 09:10 WIB
X