Makna Ongkek, Sesajen Sekaligus Simbol Kesucian Warga Suku Tengger

- Selasa, 6 Juni 2023 | 11:33 WIB
Ongkek, sesajen Suku Tengger. (Z Creators/Ahmad Sugeng Laksono)
Ongkek, sesajen Suku Tengger. (Z Creators/Ahmad Sugeng Laksono)

Yadnya Kasada di Kawah Bromo, bukan hanya soal larung sesaji ke Kawah Gunung Bromo. Ada satu piranti penting dalam ritual tersebut yakni ongkek, yang dibuat di tiap desa di Lereng Bromo. 

Ongkek, merupakan sebuah tatanan sesajen yang berupa pikulan dengan aneka hasil bumi warga masyarakat Suku Tengger. Mulai dari sayuran, bunga, janur, sampai ‘sari’ atau uang. Pembuatan ongkek, dikerjakan oleh lelaki Tengger secara gotong royong di halaman rumah Kepala Desa.

Ada filosofi yang terkandung dalam ongkek yakni “Tandur Tuwuh” melambangkan wujud syukur dan berkah. Selama satu tahun, warga diberikan rejeki berupa hasil bumi yang melimpah. 

“Karena itulah, ongkek diisi dengan aneka hasil bumi. Mulai dari kentang, bawang, kelapa, pisang, bunga senikir, sampai uang,” kata Kepala Desa Wonotoro, Sarwo Slamet, Minggu (4/6/2023).

-
Ongkek, sesajen Suku Tengger. (Z Creators/Ahmad Sugeng Laksono)

Kendati dibuat oleh masing-masing desa di lereng Tengger, tidak semua desa bisa membuat serta membawa ongkek saat Yadnya Kasada. 

“Jadi ada hitungan memasuki bulan suci menjelang Yadnya Kasada. Jika dalam masa hitungan bulan suci menjelang Yadnya Kasada itu ada orang meninggal di desa yang bersangkutan, maka desa tersebut tidak bisa membuat ongkek atau mempersembahkan rasa syukurnya,” jelas Sarwo Slamet.

Jadi menjelang Yadnya Kasada, desa harus dipastikan bersih dan suci, artinya tidak ada warga yang meninggal. Tahun ini, di Wonotoro tidak ada warga yang meninggal. 

Dalam kurun waktu suci yang sudah ditentukan, sejumlah desa lain di Kecamatan Sukpaura, ada yang membuat ataupun tidak membuat ongkek. Desa Ngadas dan Ngadirejo, tahun ini tidak membuat ongkek. Lantaran ada warga desa yang meninggal selama kurun waktu suci yang ditentukan.

Proses pembuatan ongkek di Desa Wonotoro pun, kini diminati oleh generasi muda. Agus Prasetyo, pemuda desa setempat mengaku bahwa dirinya bangga, menjadi warga Tengger. 

“Karena itu sebagai generasi muda, kami harus tahu dan paham. Seluk-beluk tradisi kami. Jadi tidak hanya tahu jika ada kasada saja. Melainkan mempersiapkan segala sesuatunya pun harus kami pahami,” katanya. 

-
Ongkek, sesajen Suku Tengger. (Z Creators/Ahmad Sugeng Laksono)

Soal pembuatan ongkek dari pertama kali sampai sudah jadi. Bahan apa saja yang harus digunakan. Serta kombinasi penataan ongkek.

“Harus diletakkan sesuai urutannya. Karena memiliki simbol dan arti tersendiri. Termasuk penggunaan bunga senikir yang orang pikir tidak harum ini,” ujar Agus. 

Dalam ongkek, bunga yang dipakai memang hanya senikir saja. Bukan jenis bunga yang harum atau lazim dipakai untuk pelengkap persembahan.

“Senikir itu memiliki makna senenge pikir. Artinya ongkek ini diharapkan bisa menjadi penyenang pikiran leluhur kami yang menerimanya di sana,” tandasnya.

Halaman:

Editor: Z Creators

Tags

Terkini

Bolehkah Sahur Setelah Adzan Subuh? Ini Kata Ulama

Minggu, 17 Maret 2024 | 16:29 WIB

Menangis Saat Puasa: Batal Puasa atau Tidak?

Sabtu, 16 Maret 2024 | 03:05 WIB

4 Cara Agar Tetap Fokus saat Shalat Tarawih

Kamis, 14 Maret 2024 | 18:40 WIB
X