Di Tengah Pandemi Virus Corona, Apa Kita Sudah Siap Jalani New Normal?

- Sabtu, 6 Juni 2020 | 16:08 WIB
Ilustrasi kehidupan new normal (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Ilustrasi kehidupan new normal (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Setelah hampir tiga bulan menghabiskan waktu di rumah saja untuk beraktivitas, kini masyarakat mulai memasuki fase new normal. Artinya masyarakat bisa kembali beraktivitas di luar rumah namun tetap memerhatikan protokol kesehatan agar terhindar dari infeksi virus corona (Covid-19 ) karena virus corona baru atau SARS-CoV-2 masih ada. Akan tetapi, bagaimana kesiapan masyarakat menjalani new normal?

Menurut sosiolog dari Universitas Indonesia Lidya Triana MSi, kesiapan masyarakat menjalani new normal tergantung dari cara merespons pandemi Covid-19. Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi agar masyarakat siap dan bisa beradaptasi dengan tatanan kehidupan baru.

Pertama, masyarakat harus teredukasi dengan baik dan mengetahui informasi terkait Covid-19. Kedua, adanya kontrol dari pihak-pihak yang berkepentingan.

“Enggak mungkin masyarakat berada dalam situasi tidak pasti secara terus-menerus. Sebenarnya new normal ini ingin memastikan, mengendalikan kembali kehidupan kita sehingga syarat tadi harus dipenuhi,” ujar Lidya kepada Indozone saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (6/6/2020).

Sampai saat ini memang belum diketahui secara pasti kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Sedangkan di sisi lain, ada kondisi yang mengharuskan masyarakat beraktivitas seperti sedia kala.

Oleh karena itu, muncul fase new normal yang memungkinkan masyarakat untuk kembali beraktivitas namun tetap memerhatikan protokol kesehatan agar angka kasus infeksi virus corona tidak bertambah banyak.

Lidya menekankan, kesiapan menjalani new normal tidak cukup bila hanya bertumpu pada kesadaran masyarakat. Dibutuhkan kekuatan yang memaksa atau kontrol dari pihak-pihak berwenang dan berkepentingan untuk bisa memunculkan kesiapan tersebut.

“Misalnya, kalau kantor dibuka lagi, maka kantor diwajibkan untuk menerapkan protokol kesehatan. Lalu karyawannya juga teredukasi bagaimana caranya harus mem-protect diri. Jadi harus dari ada dua sisi yang dilihat,” kata Lidya.

Supaya bisa siap menjalani fase new normal, maka masyarakat harus disiplin menjalankan aspek-aspek kesehatan dan sosial budaya. Contohnya dari aspek kesehatan, parameter agar tidak tertular Covid-19 adalah rajin cuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Kemudian dari aspek sosial budaya, nantinya dalam fase new normal mungkin ada keinginan yang sangat besar untuk berkumpul dengan orang lain yang sudah lama tidak ditemui.

Tapi perlu diingat, risiko untuk tertular Covid-19 bisa semakin besar jika menciptakan kerumunan. Sebab tidak menutup kemungkinan dalam kerumunan tersebut ada orang yang terinfeksi dan bisa menularkan virus corona baru kepada orang lain.

Artikel Menarik Lainnya:

 

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X