Pilunya Nasib Anak Perempuan di Afghanistan, Dijual Rp28 Juta oleh Orangtuanya Sendiri

- Sabtu, 19 Maret 2022 | 13:01 WIB
Wanita Afghanistan terlantar menggendong anaknya saat dia menunggu dengan wanita lain untuk menerima pasokan bantuan di luar pusat distribusi UNCHR di pinggiran Kabul, Afghanistan. (REUTERS/Zohra Bensemra)
Wanita Afghanistan terlantar menggendong anaknya saat dia menunggu dengan wanita lain untuk menerima pasokan bantuan di luar pusat distribusi UNCHR di pinggiran Kabul, Afghanistan. (REUTERS/Zohra Bensemra)

Adalah Sideeqa, anak perempuan di Afghanistan yang dijual Rp28 juta oleh orangtuanya sendiri demi memberi makan keluarganya yang lain. Orangtua Sideeqa melakukan hal tersebut karena sudah tidak punya pilihan lagi untuk bertahan hidup.

Sideeqa dijual ke warga Afghanistan yang tinggal di luar negeri. Nantinya, ketika beranjak dewasa, ia akan dinikahkan dengan anak pembelinya. Sideeqa bukan satu-satunya anak yang dijual oleh orangtuanya. Banyak anak perempuan Afghanistan yang bernasib sama dengannya.

"Ia masih kecil, tidak tahu apa-apa. Sekarang ia milik mereka. Kami lakukan ini karena tidak ada pilihan, kami tak tahu bagaimana masa depannya," kata ayah Sideeqa.

Baca juga: Perkenalkan 'Desa Satu Ginjal' di Afghanistan, Terpaksa Jual Ginjal Untuk Bertahan Hidup

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by VOA Indonesia (@voaindonesia)

Ayah Sideeqa juga mengatakan bahwa para orangtua tak jarang memberi anak mereka pil tidur karena terus menangis akibat kelaparan.

"Kami dulu punya kehidupan, kami dulu makmur sampai musibah tiba. Perang menewaskan pria-pria muda. Kami lari dari Faryab ke Herat. Sejak pemerintahan baru, Allah tahu gandum harganya sampai Rp300 ribu, bagaimana cara membelinya? Kita sudah seperti ini tiga tahun," ujar salah satu warga Afghanistan bernama Abdul Aziz.

Selain kesulitan untuk makan, mereka juga tidak punya uang untuk membeli obat. Hidup yang serba kekurangan tersebut membuat warga Afghanistan putus asa hingga akhirnya memilih menjual anaknya.

Jutaan warga Afghanistan berada dalam risiko kelaparan karena mengalami kekeringan parah dalam beberapa tahun terakhir. Kemudian kondisi di negara tersebut diperparah oleh krisis ekonomi menyusul kembali berkuasanya Taliban.

Dikutip dari VOA Indonesia, 1 dari 3 warga Afghanistan mengalami kelaparan dan malnutrisi akut pada anak mulai menjadi kasus marak. Perang, kemarau dan sanksi internaisional membuat perekonomian Afghanistan terpuruk.

Akibatnya, bermunculan tindakan ilegal seperti jual beli organ hingga penjualan anak demi menyambung hidup. Anak-anak di bawah umur mulai dijual oleh orangtuanya sendiri, seperti yang dilakukan ayah Sideeqa.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X