Dari hobi jadi cuan. Siapa sih yang nggak tergiur? Belakangan ini, merchandise terutama kaus band banyak diburu oleh para kolektor, terutama kaus bergambar band lawas atau vintage. Kaus ini dinilai punya value yang tinggi. Para kolektor kaus band pun berbondong-bondong memburu kaus band vintage.
Inilah yang dirasakan oleh Dhibja, salah satu kolektor kaus band vintage alias klasik. Saat ini, pria asal Tuban ini sudah mengoleksi lebih dari 40 kaus band. Jumlahnya bisa bertambah atau berkurang, karena ia menjadikan hobinya ini sebagai ladang cuan.
Dhibja memilih kaos yang memiliki value dan vintage. Misalnya, kaus band The Cure keluaran tahun 1996. Dhibja juga mengoleksi kaus bergambar penyanyi Morrisey. Ia memiliki lebih dari 10 kaus dari penyanyi tersebut.
Menurutnya, ada kebanggaan tersendiri ketika memakai kaus band apalagi yang vintage, disamping karena menyukai band tersebut, jika dijual, kaus band vintage bisa mendatangkan cuan yang lumayan. Dhibja mengaku pernah membeli kaus band seharga Rp 1 juta kemudian ia jual seharga Rp 4 juta.
“Kalau saya kan memang suka musik ya, jadi merchandise merupakan item yang wajib dimiliki oleh para penikmat musik seperti saya. Koleksi kaus band saya rata-rata vintage alias bukan keluaran baru. Menurut saya kaus vintage memiliki histori dan value yang lebih meskipun beberapa kali saya membeli kaus yang kondisinya sudah pudar. Akan tetapi, menurut saya kaus yang pudar tersebut memiliki nilai histrois yang tinggi”.
Menurut Dhibja, nggak semua kaus band bernilai tinggi, justru band-band yang underrated seperti band britpop The Cure, Joy Division, Suede memiliki harga yang lebih mahal dibanding kaos band Metallica, Iron Maiden, atau yang popular lainnya.
“Selain itu, umur kaus juga menentukan harganya. Semakin tua umurnya atau semakin vintage, maka semakin mahal pula kaus tersebut”, pungkas Dhibja.
